DI KAMPUNG WOMANG
Penyemputan Penulis Pada Saat
Penulis Berkunjung Ke Womang
-
ELIUS L. SEGENIL
|
Kisa
Nyata
YOSUA
WAU
Asal
Korowai Kampung Yasim.
PENDAHULUAN
[THE
MEANING OF LIFE]
Makna hidup
adalah sesuatu yang dianggap penting, benar dan didambakan serta memberikan nilai
khusus bagi seseorang ( Bastaman, 1996 ). Untuk tujuan praktis makna hidup
dianggap identik dengan tujuan hidup. Makna hidup bisa berbeda
antara manusia satu dengan yang lainya dan berbeda setiap hari,
bahkan setiap jam. Karena itu, yang penting bukan makna hidup secara umum,
melainkan makna khusus dari hidup seseorang pada suatu saat tertentu.
Setiap manusia memiliki pekerjaan dan misi untuk menyelesaikan tugas
khusus. Dalam kaitan dengan tugas tersebut dia tidak bisa digantikan dan
hidupnya tidak bisa diulang. Karena itu, manusia memiliki tugas yang unik
dan kesempatan unik untuk menyelesaikan tugasnya ( Frankl, 2004)
|
Latar Belakang
Mendengar kata Korowai, sebuah Kampung
di Yasim, Pingge, Karkapur, Womang, Yewor Purmakor, Saradala dan Dailam sampe
ke Kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi Papua, yang terbayang adalah
kemiskinan, ketertinggalan dan keterisolasian, dan ketertelanjangan.
Infrastruktur jalan yang sangat terbatas, mengakibatkan daerah ini masuk
kawasan rawan pangan. Ketika saya menulis sedikit artikel ini saya sangat
terharu dan saya telah mencucurkan air mata demi kemanusiaan dan saya tidak pikir
panjang. Saya langsung menyatakan setuju. Alasan saya cukup banyak. Sebagai
putra daerah asli Yahukimo saya merupakan salah satu penggagas bersama Pdt.
Lukas Giban, S.Th, Pdt. Cris Komba, S.Th, Pdt. Kalolik dan beberapa penginjil
yang telah lama mengabdi kepada suku-suku terasing tersebut diantaranya adalah Oten
Tabuni, hilungka dan sebagian yang dominasi gereja baik dari Kingmi, Gidi dan
GBi dll.
Geografis
Tangan Pencipta Membentuk. Air dan
Tanah, Daratan dan ketinggian, lembah-lembah, sungai dan daratan, sumber-sumber
mata air, hutan dan beragam kekayaan alam yang terkandung di dalam tanah yang
diwariskanNya kepada ciptaa-Nya yang tertinggi manusia-manusia Korowai yang
kemudian menduduki tepian sungai, daratan-daratan, lembah-lembah dan
bukit-bukit Korowai. Korowai, sebuah bagian yang tidak terbantahkan dari tanah
papua, mewarisi keelokan dan kekayaan yang tersimpan di pulau emas tempat surga
dan bumi bertemu di tengah-tengah kepak burung-burung cenderawasih.
Komitmen
Tanpa
dibeda-bedakan kecil-besar, tua-muda, laki-laki-perempuan, dan pejabat-masyarakat
biasa, politisi dan biokrat, mahasiswa dan pelajar kita adalah manusia ciptaan
Tuhan. Karena itu penulis mengajak kepada seluruh lapisan rakyat Yahukimo untuk
menyatuhkan kata dan bahasa, ide dan strategi, prinsip dan nilai, pikiran dan
perasaan duduk berdialog bersama-sama bagaimana kita membangun masyarakat kita
yang ada di korowai. Dan perlu melihat daerah yang masih terisolasi dan belum tersentuh.
Maka, komitmen adalah kapasitas untuk menerjemahkan visi menjadi kenyataan.
Bukan janji bukan manipulasi visi untuk mendapatkan jabatan, kehormatan dan
kekayaan tetapi untuk menerjemahkan visi menjadi kenyataan. Coba lihat kisa nyata Yosua Wau asal
suku Korowai di kampung Yasim yang tidak berpendidikan tetapi punya komitmen
yang sangat berpengaruh positif terhadap orang tua kandungnya seperti kisa dari
pada Yusuf. Yang dijual dari saudara-saudara kandung hanya cerita mimpi dan
komitmen untuk mencapai visi mimpi
tersebut.
KISA NYATA
Yosua
Wau
19 tahun adalah salah satu anak asli
Korowai yang telah keluar dari Santapan atau Makanan orang tua kandung dan beberapa kisa hidup
nyata yang diceritakan langsung kepada penulis. Yosua Wau adalah anak yang
kedua dan setiap laki-laki dari kedua harus dibunuh pada saat usia 5 s/d 7
tahun harus dibunuh oleh orang tua kandungnya sendiri lalu diundang kepada satu
kampung untuk hadir dalam perayaan menyembah dewa (berhala). Dan untuk menjaga kehormatan keluarga anak laki-laki dari
yang kedua harus bunuh dan merayakan atau menyembah dewa (berhala) Tradisi ini terus berlanjut sampai kepada Injil Allah
diberikan di daerah korowai di kampung di Yasim, Pingge, Karkapur, Womang,
Yewor Purmakor, Saradala dan Dailam sampe ke Kabupaten Pegunungan Bintang
Provinsi Papua. Ada beberapa kisa Yosua Wau (19) yang mewawancara langsung oleh
penulis adalah sebagai berikut:
- Tradisi
orang tua kami membuat rumah diatas pohon adalah menghindari dari serangan
hewan maupun musuh dan lawan.
- Tradisi
orang tua kami selalu perang dengan satu kampung dengan kampung lain yang
ada di korowai dan sering hasil pemburuan manusia dengan manusia lainnya.
- Tradisi
orang tua kami hidup di dalam penyembahan berhala salah satu contohnya
adalah ada dewa yang di taruh di tengah-tengah dan setiap dari laki-laki
atau seorang bapa harus tunduk dan menyembah selama 2 jam lebih dan memang
sampai sekarang masih di pakai oleh masyarakat korowai pada umumnya.
- Tradisi
orang tua kami masih takut pada sungai JIL (nama sungai) Jil
adalah salah satu kali yang tidak timba air atau minum, bahkan tidak bisa
mincing ikan atau sentuh saja sangat tidak bisa. Karena sungai ini yang
memelihara alam kita dan kesuburan tanaman, sagu (orip), hutan rimbah di kampung kami.
- Tradisi
orang tua kami khususnya mama-mama kami mau persalinan pasti tidak di
rumah tapi satu rumah khusus yang dibuat dengan sebutan rumah dokter batu
(bariam) karena rumah itu
katanya sudah di doakan oleh para tua-tua dengan para dewa (berhala). Sehingga proses
persalinannya lancar.
- Tradisi
orang tua kami mengalami kesulitan pada saat kematian. Ketika salah satu
keluarga yang meninggal mayat tersebut tidak dikubur tetapi dibiarkan saja
di rumah itu dan semua keluarga pindah di tempat lain.
Banyak
kisa nyata yang diceritakan kepada penulis tetapi tidak semua pula penulis
melakukan file rekaman yang failed. Untuk secara detailnya dapat dilihat pada beberapa
kisa nyata Yosua Wau “ saya tahun 2001 orang tua saya mengundang tetangga dan
masyarakat untuk acara makan bersama, makanannya adalah daging saya. Tetapi
bapa kandung saya mengajar kepada saya turun dari rumah pohon kami dan
sampaikan kepada saya begini: “anak
sebentar kita akan bunuh kamu dan mama dengan tetangga sudah kumpul sayur,
daun-daun sekarang anak lari” pada saat itu usia saya 7 tahun sangat kecil
saya bingun harus kemana, dan kepada siapa? Tetapi rasa takutnya sudah menjadi
remuk hati saya dan saya berpikir adalah inilah alam saya, inilah bumi leluhur
saya, ketika saya berpikir demikian yang saya tahu adalah lari dari santapan
makanan orang tua saya. Sampai saya lari dengan telanjang tidak memakai pakaian
ketika dalam perjalanan yang jauh saya tidur dihutan lalu saya ketemu kepala
kampung pingge dan saya sampaikan kepada kepala desa.
Tetapi
kepala desa minta tinggal dengan dia selama 3 hari dan orang tua saya mereka
cari saya dan tidak ketemu mereka bunuh om saya dengan usia yang sama dengan
saya dan mereka bunuh makan dia penganti saya dan ada beberapa masyarakat
sampaikan kepada orang tua saya bahwa anakmu dengan ada di kepala kampung.
Maka, orang tua saya mengundang kepada keluarga lain untuk menanggap saya tapi
bapa kepala desa antar saya ke asmat sampai saya usia 12 tahun. Tapi saya masih
ingat orang tua saya bapa saya dengan ingatkan untuk lari maka saya punya visi
yang besar yang Tuhan kasih untuk membantu orang tua saya untuk turunkan mereka
dari rumah pohon.
Kemudian
visi besar itu pula saya ketemu dengan orang tua saya pulang langsung dari
asmat ke dekai yahukimo tahun 2009 dan langsung ke kerowai di kampung Yasim tapi
bapa saya lihat saya page pakaian dia usir saya dan mereka bilang disini bukan
kampung kamu, kamu buka pakaian dulu baru bisa masuk dan saya pergi tetapi bapa
saya lihat saya dan dia bilang dia anak saya biarkan dia masuk dan tidur satu
malam di rumah orang tua saya dan besoknya saya ke dekai yahukimo tahun 2010. Saya
masuk kembali ke korowai tapi orang tua lain bilang tidak bisa tempat ini bukan
kamu punya tempat. Tetapi, ada sebagian tua mereka sampaikan bahwa biarkan dia
disini dia punya tempat juga, buka lokasi sudah apa yang anak mau bangun dan tanggal
13 Mei tahun 2010 saya buka lokasi dan saya kasih turun orang tua saya dan
beberapa keluarga dari rumah pohon dan saya bangun 4 rumah dan satu Gereja baru
semua adalah akses melalui bantuan dari seorang bapak penginjil Pdt. Kalolik dengan
semua keluarga korbankan demi injil di kampung saya salah satu pengil muda
yaitu Oten Tabuni, pdt.Cris Komba, S.Th dan Pdt. Lukas Giban, S.Th dan saya
langsung diantar ke Wamena ketemu Bupati Wamena bapak Wempi Wetipo, SH. M.H dan
bupati bantu saya seng dan sensor 2 buah dan saya page untuk membangun rumah
seng di antaranya adalah satu rumah untuk orang tua saya tolong selamatkan
saya. Karena kita masih percayah dengan alam atau berhala pada saat itu.
Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak
menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak
layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi…………… (Lukas,7:7)
|
Gambar Yosua Wau 19 Tahun
Tanggal,
23 November 2017
Waktu dekai 09.00 s/d 14.40 tiba di Korowai.
Artikel ini memang kisa nyata/ Elius L.
Segenil/Bodumeken
Gambar ini pada saat Pernikahan Oten Tabuni
dan Ina Segenil Pdt. Kalolik hadir dan membuka doa pembukaan.
LINTAS
BATAS DAERAH
KABUPATEN
YAHUKIMO DAN KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG.
Masyarakat Korowai sangat membutuhkan pembangunan daerah
dan orang luar atau dunia luar sedang
mendoakan bagi masyarakat Papua lebih khusus di Suku Korowai. Maka, Pemerintah
Daerah Kabupaten Yahukimo segera melakukan transportasi jalan, indeks pembangunan
manusia, memperkuat injil Allah diberitakan dan pengembangan daerah melalui
logistik dan lain-lain. Jangan hanya berputar di lingkungan Yahukimo dan
masyarakat sangat mengharapkan uluran tangan pemerintah untuk pembangunan
daerah.
Kalau kita bisa berputar di Jayapura ataupun diluar Papua
dengan pembangunan yang modern serba ada, kita boleh otak-atik mobil baru,
hotel dengan kapasitas lengkap tetapi idenya siapa? Dan daerahnya siapa? Orang
membangun itu? Harusnya pemerintah malu, dan lakukan studi banding atau
daerah-daerah yang maju supaya daerah mu harus maju seperti daerah yang lain.
Masyarakat kita sangat membutuhkan pembangunan dan kehadiran kita bukan janji
palsu.
Sangat KK Terima Kasih Untuk Postingannya.....Tuhan Berkati
BalasHapusSAMA-SAMA ADIK.
HapusTERIMMA KASIH JUGA ATAS KUNJUNGAN DAN MEMBACA ARTIKEL KK .
WA.