Untuk mengetahui kesehatan
bank dan mengetahui kondisi keuangan bank dilihat dari laporan keuangan yang
disajikan oleh bank secara periodik. Dalam laporan keuangan yang dibuat bank
menggambarkan kinerja bank selama periode tertentu. Pengolahan laporan keuangan
dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Analisis yang digunakan
dalam hai ini menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang
berlaku, yaitu: 1) Rasio Likuiditas, 2) Rasio Leverage, dan 3) Rasio Profitabilitas
dimana masing-masing akan dijelaskan sesuai dengan rasio keuangan sebagai
berikut:
A. Rasio Likuiditas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan catatan semakin besar rasio
likuiditas maka semakin likuid. Perhitungan rasio likuiditas dengan cara:
- Quick Ratio (mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada para deposan (pemilik giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid. Dengan rumus:
- Investing Policy Ratio (mengukur kemampuan bank dalam melunasi
kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi SB). Dengan
rumus:
- Banking Ratio ( mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimilki). Catatan: semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah tingkat likuiditas bank. Dengan rumus:
- Assets to Loan Ratio ( mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan
harta yang dimiliki bank. Contohnya semakin tinggi rasio ini semakin rendah tingkat
likuiditas bank. Dengan rumus:
- Cash Ratio (mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang
harus segera dibayar dengan harta likuid bank. Dengan rumus:
- Loan to Deposit Ratio (mengukur komposisi kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri. Contohnya besarnya LDR menurut aturan pemerintah maksimum 110%. Dengan rumus:
B. Rasio Leverage (Solvabilitas)
Rasio ini digunakan mengukur kemempuan bank mencari sumber dana untuk membiayai
kegiatan bank atau alat ukur untuk melihat kekayaan bank serta melihat
efisiensi pihak manajemen bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan cara:
1. Primary Ratio (mengukur permodalan yang dimiliki bank memadai atau sejauh mana penurunan
yang terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh capital equity), dengan rumus:
2. Risk Assets Ratio (mengukur kemungkinan penurunan risk
assets. Dengan rumus:
3. Secondary Risk Ratio (Mengukur penurunan asset yang mempunyai resiko lebih tinggi). Dengan rumus:
4. Capital Ratio (mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung
perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena ada kegagalan dalam menagih
bunga bank). Dengan rumus:
C. Rasio Pofitabiitas (Rentabilitas)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan
cara:
1. Gross Profit Margin (mengukur presentasi laba dari kegiatan usaha murni bank setelah dikurangi
biaya-biaya), dengan rumus:
2. Net Profit Margin (mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan
operasi pokok bank) dengan rumus:
3. Return Equity Capital atau (ROE) mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengeola capital yang ada untuk
mendapatkan net income. Dengan rumus:
4. Return on Total Assets (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola assets). Ada 2 cara
yang dihitung antara lain:
a. Gross Yield on Total Assets (mengukur kemampuan manajemen bank menghasilkan Income dari pengelolaan asset), dengan rumus:
b. Net Income Total Assets (mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas dan
manajerial secara overall), dengan rumus:
5. Rate Return on Loans (mengukur kamampuan manajemen
bank mengelola kredit bank), dengan rumus:
6. Interest Margin on Earning
Assets (mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengendalikan biaya-biaya), dengan rumus:
7. Leverage Multiplier (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola asetnya, dalam hal ini
adanya biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan aktiva bank), dengan rumus:
8. Interest Margin on Loans (....), dengan rumus:
9. Assets Utilization ( mengukur sejauh mana kemempuan manajemen bank mengelola asset dalam
rangka menghasilkan operating
income dan non-operating income), dengan rumus:
10. Interest Expense Ratio (mengukur besarnya persentase bunga yang dibayar kepada para deposan bank
dengan total deposit yang ada di
bank), dengan rumus:
11. Cost of Fund (mengukur besarnya biaya yang dikeluarkan bank untuk sejumlah deposit
bank), dengan rumus:
Misalkan
Laporan Keuangan Bank ini hanya contoh:
LAPORAN KEUANGAN BANK (LAPORAN LABA-RUGI):
PT. BANK INDAH RUGI BANJARMASIN
LAPORAN LABA-RUGI
Per 31 Desember 2019 (dalam jutaan rupiah)
Pendapatan dan Beban
Operasional
|
|||
Pendapatan Bunga
|
|||
a. Hasil Bunga
|
456.000
|
||
b. Provisi & Komisi Kredit
|
48.000
|
||
Jumah
Pendapatan Bunga
|
504.000
|
||
Beban Bunga
|
|||
a. Beban bunga
|
255.000
|
||
b. Beban lain-lain
|
21.000
|
||
Jumlah
Beban Bunga
|
(276.000)
|
||
Pendapatan
Bunga Bersih
|
228.000
|
||
Pendapatan Operasional
Lainnya
|
|||
a. Provisi dan komisi selain kredit
|
27.000
|
||
b. Pendapatan Valas
|
690.000
|
||
c. Pendapatan lainnya
|
16.500
|
||
Jumlah pendapatan operasional lainnya
|
733.500
|
||
Beban
Operasional lainnya
|
|||
a. Beban Administrasi & umum
|
59.250
|
||
b. Beban personalia
|
213.750
|
||
c. Beban operasional valas
|
225.000
|
||
d. Beban penyisihan aktiva produktif
|
159.000
|
||
e. Beban lainnya
|
9.000
|
||
Jumlah
beban operasional lainnya
|
(666.000)
|
||
Pendapatan/beban
operasional bersih
|
295.500
|
||
Pendapatan dan Beban non Operasional
|
|||
Pendapatan non operasional
|
37.500
|
||
Beban non operasional
|
(30.600)
|
||
Pendapatan non operasinal/Beban non
operasional
|
6.900
|
||
Laba-Rugi sebelum pajak
|
302.400
|
||
Taksiran pajak penghasilan
perusahaan/bank
|
(86.400)
|
||
Laba-Rugi tahun berjalan
|
216.000
|
Contoh Laporan Keuangan Bank (NERACA)
PT. BANK
INDAH RUGI BANJARMASIN
NERACA
Per 31
Desember 2019 (dalam
jutaan rupiah)
AKTIVA
|
|||
Kas
|
136.800
|
||
Rekening giro pada BI
|
961.200
|
||
Rekening giro pada BU (bank-bank lain)
|
330.000
|
||
Wesel, cek dan tagihan lainnya
|
14.250
|
||
Efek-efek (surab berharga)
|
240.000
|
||
Deposito berjangka
|
450.000
|
||
Pinjaman yang diberikan (dalam mata uang dlm Negeri/Rp)
|
3.750.000
|
||
Aktiva dalam Valas
|
|||
a.
Likuid
|
990.000
|
||
b.
Pinjaman yang diberikan
|
1.620.000
|
||
c.
Lainnya
|
1.200.000
|
||
Penyertaan
|
15.750
|
||
Inventaris
|
132.000
|
||
Rupa-rupa
|
180.000
|
||
Jumlah
AKTIVA
|
10.020.000
|
||
PASIVA
|
|||
Kewajiban
|
|||
Rekening giro
|
2.506.500
|
||
Tabungan
|
450.750
|
||
Deposito berjangka
|
1.021.500
|
||
Kewajiban yang segera dibayar lainnya
|
122.250
|
||
Pinjaman yang diterima
|
1.530.000
|
||
Setoran jaminan
|
42.000
|
||
Kewajiban dalam Valas :
|
|||
a.
Segera dapat dibayar
|
2.176.500
|
||
b.
Lainnya
|
1.215.750
|
||
Rupa-rupa
|
150.000
|
||
Jumlah Kewajiban
|
9.215.250
|
||
Modal
|
|||
a.
Modal disetor
|
2.250
|
||
b.
Dana setoran modal
|
195.000
|
||
Cadangan umum
|
42.000
|
||
Cadangan lainnya
|
285.000
|
||
Sisa laba tahun lalu
|
64.500
|
||
Laba tahun berjalan
|
216.000
|
||
Total Modal
|
804.750
|
||
Jumlah PASIVA
|
10.020.000
|
Dari Laporan Keuangan diatas hitunglah kesehatan bank menurut analisis CAMEL (capital, assets,
management, earning dan liquidity)!
Jawab:
1. Aspek Capital (Permodalan)
Tingkat kecukupan modal dinyatakan dengan rasio kecukupan modal (capital
adequacy ratio). Hal ini diukur dengan 2 cara yaitu:
a. Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga
b. Membandingkan modal dengan aktiva beresiko
Seperti, standar BI CAR minimal 8% dikatakan Bank sehat
Jawab dengan cara Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga Dengan rumus:
Jawab: Bank dikatakan sehat apabila hasil =/> 10%
CAR
= (804.750) / (2.506.500 + 1.021.500 + 450.750) x 100%
CAR = (804.750 / 3.978.750) x
100%
CAR = 20,22%
Jawab dengan Membandingkan modal dengan aktiva
beresiko
Dengan rumus:
Jawab: CAR minimal 8% dikatakan bank sehat
CAR = ( 804.750)
/ (122.250 + 1.530.000 + 42.000 + 2.176.500 + 1.215.750 + 150.000) x 100%
CAR =
(804.750) / (5.236.500) x 100%
CAR =
15,36 %
2. Aspek Assets Quality (Kualitas
Aset)
Perhitungan ini dilakukan dengan cara:
a. Assets to Loan Ratio ( mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan harta yang dimiliki bank.
Penyelesaian: semakin tinggi rasio ini semakin rendah tingkat likuiditas bank, dengan rumus:
Total Loans:
Pinjaman yang diberikan (dalam mata uang dlm Negeri/Rp) Rp 750.000,
Pinjaman yang diberikan Valas Rp 1.620.000
Jawab:
ALR
= (3.750.000 + 1.620.000) / (10.020.000) x 100%
ALR
= 53,59%
3. Aspek Management
Dalam hal ini aspek yang dinilai adalah manajemen permodalan,
manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen
likuiditas. Perhitungannya sebagai berikut:
a. Return Equity Capital atau (ROE), mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengeola capital yang ada untuk
mendapatkan net income, dengan rumus:
Jawab:
Net Income = laba sebelum pajak – PPh
ROE = (216.000) / (804.750) x 100%
ROE = 26,84%
b. Gross Yield on Total Assets (mengukur kemampuan manajemen bank menghasilkan income dari pengelolaan asset), dengan rumus:
Jawab:
Operating Income:
Jumlah Pendapatan Bunga Rp 504.000
Jumlah Pendapatan Operasi ainnya Rp 733.500
GRTA = (504.000 + 733.500) / (10.020.000) x 100%
GRTA = (1.237.500) / (10.020.000) x 100%
GRTA = 12,35%
c. Net Income Total Assets (mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh Profitabilitas dan
manajerial secara overall), dengan rumus:
Jawab:
NITA = (216.000) / (10.020.000) x 100%
NITA = 2, 15%
d. Rate Return on Loans (mengukur kamampuan manajemen bank mengelola kredit bank), dengan rumus:
Jawab:
Interest
income: Hasil Bunga + prvoisi &
komisi kredit = 456.000 + 48.000
= 504.000
RRL = (504.000) / (3.750.000 + 1.620.000) x 100%
RRL = (504.000) /(5.370.000) x 100%
RRL = 9,38%
e. Interest Margin on Earning
Assets (mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengendalikan biaya-biaya), dengan rumus:
Jawab:
Interest
Expense = Beban bunga + beban2 lain =
255.000 + 21.000
= 276.000
Earning Assets:
Efek-efek (surat berharga) 240.000
Deposito berjangka 450.000
Pinjaman yang diberikan (dalam mata uang dlm Negeri/Rp) 3.750.000
Pinjaman yang diberikan 1.620.000
Penyertaan 15.000
= 6.075.750
IMEA = (504.000 – 6.075.750) / (6.075.750) x 100%
IMEA = 3,75%
f.
Interest Margin on Loans
Rumus:
Jawab:
IML = (504.000 – 276.000) / (5.370.000) x 100%
IML = 4,24%
g. Leverage Multiplier (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola asetnya, dalam hal ini
adanya biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan aktiva bank) dengan rumus:
Jawab:
LM = (10.020.000) / (804.750) x 1 kali
LM = 12,451 kali
h. Assets Utilization ( mengukur sejauh mana kemempuan manajemen bank mengelola asset dalam
rangka menghasilkan operating
income dan non-operating income), dengan rumus:
Operating income:
Jumlah Pendapatan
Bunga
Rp. 504.000
Jumlah Pendapatan Operasi
ainnya
Rp. 733.500
Non operating income : 37.500
AU
= (504.000 + 733.500 + 37.500) / (10.020.000) x 100%
AU
= 12,72%
4. Aspek Earning (Rentabilitas)
Rasio Pofitabiitas atau Rentabilitas usaha dengan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan
cara:
a. Gross Profit Margin (mengukur presentasi laba dari kegiatan usaha murni bank setelah dikurangi
biaya-biaya) dengan rumus:
Operating income:
Jumlah Pendapatan Bunga Rp 504.000
Jumlah Pendapatan Operasi ainnya Rp 733.500= 1.237.500
Operating expenses = Total beban bunga + total beban operasinal lainya
Operating expenses = 276.000 + 666.000 = 942.000
GPM = ( 1.237.500 – 942.000) / (1.237.500) x 100%
GPM = (295.500) / (1.237.500) x 100%
GPM = 23,87%
b. Net Profit Margin (mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bank), dengan rumus:
Jawab:
NPM = (216.000) / (1.237.500) x 100%
NPM = 17,45%
5. Aspek Liquidity
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek. Dengan catatan semakin besar rasio likuiditas maka semakin
likuid. Perhitungan rasio likuiditas dengan cara:
a. Quick Ratio (mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada para deposan
(pemilik giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid, dengan rumus:
Cash Assets:
Kas 136.800
Rekening giro pada
BI
961.200
Rekening giro pada
BU
330.000
Aktiva likuid dalam valas 990.000 = 2.418.000
Deposito = Giro + tabungan + deposito berjangka
Deposito = 2.506.500 + 450.750 + 1.021.500 = 3.978.750
QR = (2.418.000) / (3.978.750) x 100%
QR = 60,77%
b. Cash Ratio (mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang harus segera dibayar
dengan harta likuid bank, dengan rumus:
Liquid assets:
Kas 136.800
Rekening giro pada
BI
961.200
Rekening giro pada
BU
330.000
Aktiva likuid dalam
valas
990.000 = 2.418.000
Short term borrowing:
Rekening
Giro
2.506.500
Kewajiban yang segera dibayar
lainnya (Rp) 122.250
Kewajiban yang segera harus
dibayar (valas) 2.176.500 = 4.805.250
Jawab:
Jawab:
CR = (2.418.000) /
(4.805.250) x 100%
CR = 50,31%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar