“Kita tidak bisa mengubah masa lalu. Kita tak bisa mengubah sesuatu
yang tak bisa dihindari. Satu hal yang bisa kita lakukan adalah
berpegang pada tali kenangan sambil belajar darinya.”
Charles R.Swindoll
ANAH PAPUA Tanah yang kaya, surga kecil jatuh kebumi seluas tanah sebanyak batu adalah harta harapan, tanah Papua tanah leluhur disana aku lahir bersama angin bersama daun aku di besarkan, hitam kulit kriting rambut aku Papua, biar nanti langit terbelahpun aku tetap Papua. Sebuah syair yang dilantumkan
Edo Kondologit untuk mengisahkan kesohoran tanah Papua sebagai Karya Ciptaan Tuhan dan ajaib. Tanah yang di sebut
Tanah Injil, Negri orang kulit hitam dan rambut keriting. Kini, era millennium
dan arus globalisasi telah menggusur kekayaan dan menepikan sang pemilik negeri. Tak ada kata pasrah,
melainkan maju berjuang menghadapi perubahan demi hak hidup yang bermartabat di negeri sendiri.
Bumi
dan segala isinya diciptakan begitu sempurna oleh Allah agar ada kecenderungan
makhluk hidup untuk saling membutuhkan satu sama lain. Jika setiap sisi bumi
terdapat berbagai tumbuhan yang berakam jenis, baik di daratan maupun di dasar
laut dan hewan dengan beragam sepsis di udara, di daratan, di perairan dan
bahkan dibawah bumi dengan begitu kompleks, lalu bagaimanakah keberadaan
manusia tanah leluhur? Bukankan manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk
termulia diantara makhluk lain? Manusia diciptakan dengan segala keunikan
dengan keberagaman.
Keunikan
itu dapat dilihat pada bentuk struktur fisik tubuh manusia, sedangkan
keberagamannya bisa disaksikan dalam kehidupan suku bangsa dengan kebudayaannya
masing-masing lalu ditempatkan di jagat raya ini dan memiliki serta menguasai
beragam tumbuhan, hewan, wilayah, tanah dan seisi bumi sesuai amanah sang
pencipta bumi. Tak hanya tumbuhan dan hewan diciptakan dengan keanekaraman
jenis dan spesisnya, manusiapun diciptakan dengan berbagai ciri, bentuk, warna,
suku, bangsa, bahasa, kepercayaan dan beragam budayanya masing-masing dengan
segala hikmat dan adat istiadatnya.
Negeri
Indonesia dengan wilayah yang luas dan kondisi geografis yang unik, telah di
diami berbagai suku bangsa dan beragam kebudayaan dan adat istiadatnya sejak
dahulu kala adalah anugrah Allah yang patut dibanggakan dan dirawat lestarikan.
Negarawan terdahulu dengan hikmatnya telah mendirikan negeri dan membentuknya
menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) artinya, Negara kesatuan
republic Indonesia dibentuk dan dibangun diatas keberagaman suku bangsa sebagaimana
difalsafahkan Bhineka Tunggal Ika.
Namun
Bhineka Tunggal Ika yang dibangga-banggakan sebagai symbol pemersatu bangsa
tersebut, seakan jadi slogan semata ditengah gempuran perkembangan yang semakin
membuat manusianya lupa diri, lupa darimana dia berasal dan berakar diantara
bangsa lain dibumi. Sejak dibentuk, Negara bersama kekuasaan dan seluruh
kekuatannya digerakan secara menyeluruh dinusantara ini bukan untuk melindungi
segenap suku bangsa dalam wilayahnya, justru jadi alat penguasa yang ikut mencekam
kehidupan masyarakat pribumi diberbagai pelosok daerah secara khusus di
Provinis Papua dan pada umumnya pasca integrasi.
Suasana
cekam yang panjang telah menghambat hak hidup masyarakat pribumi lebih khusus
kepada Mama-mama Asli Papua. Di sebagian suku bangsa dinusantara ini,
kebhinekaan itu tak tumbuh lestari sebagaimana dicitakan para leluhur. Seiring
suasana cekam yang panjang, penguasa Negara ini menurunkan berbagai kebijakan
dan perundangan yang tanpa disadari telah merampas hak masyarakat pribumi atas
tanah, hutan, tambang dan berbagai kekayaan alam lainya diatas tanah, perairan,
pasar dan laut serta udara dan mengabaikan eksistensi masyarakat Papua sebagai
pemilik bersama kebudayaanya yang ditaati dan dilestarikan turun-temurun
sebelum Negara ada termasuk hak berpolitik, hak bersosial, hak berorganisasi
dan hak berdagang diantara masyarakat leluhur diatas negeri ini.
Persoalan
peralihan kekuasaan tersebut jadi dilema bagi kelangsungan hidup masyarakat
pribumi di kampung-kampung pelosok di Provinis Papua. Persoalan tersebut turut
membatasi ruang dan akses Mama-mama asli Papua terhadap berbagai perkembangan
hingga saat ini, baik disisi pemerintahan, penganggaran, kewenangan, kekuasaan
yang hanya dikendalikan oleh pemerintah kabupaten/kota bentukan pemerintah
turut mengabaikan berbagai tanggung jawab yang dijalankan dan melekat pada
seorang kepala pemerintahan.
Karena
itu, mengapa manajemen Keuangan Usaha Kecil bagi Mama-mama Papua menjadi salah
satu topic yang harus dibahas? Kini Mama-mama Asli Papua harus menghadapi
kenyataan hidup di era millennium dan pasar globalisasi yang menuntutnya untuk
harus memacu diri bekerja dengan kiat dan tegun, harus mampu keluar dari
tradisi dan maju bersaing dalam perkembangan zaman ini, agar tidak menjadi penonton dan bahkan korban dari arus percepatan pembangunan modern.
Untuk itu mau dan tidak mau harus bersaing inilah langkah awal buka usaha kecil
atau usaha kecil bisnis yang menduduki urutan terbawah alias terbanyak
jumlahnya dibanding usaha bisnis dalam skala sedang dan skala besar. Namun
demikian jika Mama-mama Asli Papua haruslah punya usaha kecil dikelola dengan
baik, maka usaha kecil sangat berpotensi menjadi motor penggerak perekonomian
secara mandiri, terintegrasi nasional.
Usaha
kecil merupakan bisnis yang dilakukan di tingkat akar rumput. Banyak orang yang
menyadarkan hidupnya dari usaha seperti ini karena cukup mengandalkan modal
seadanya bukan apa adanya bagi Mama-mama Papua untuk pesemis karena tidak
terlalu besar, dan tak memerlukan analisis yang rumit. Sebelum usahanya
meningkat menjadi besar, mereka memang berawal dan memulai usaha kecil rasa
berat.
Dalam
berdagang atau berbisnis, tidak ada jurus tiba-tiba. Segalanya memerlukan
proses dan tidak ada yang instan. Memulai sebuah usaha, apalagi jika Mama-mama
Papua masih awam sebutan orang penguasa negeri ini, tentu tidak mudah
dilakukan. Memulai berbisnis ibarat membelah jalan buntu/belantara yang
dipenuhi semak belukar. Belum ada jalan yang bisa memberi petunjuk bagi
Mama-mama Papua untuk mencapai tujuan yang sebenarnya. Berbagai perlengkapan
rambu jalan harus Mama-mama Papua ciptakan sendiri sebagai orang pertama yang
membuka jalan untuk kesuksesan usaha Mama-mama Papua sendiri.
Dalam
hal ini, Mama-mama Papua perlu menyiapkan dan mempraktikkan berbagai langkah
yang akan membimbing Mama-mama Papua supaya sigap dan siap dalam memulai Usaha.
Oleh karena itu Mama-mama Papua memerlukan cara-cara tertentu untuk memulai
usaha supaya Mama-mama Papua tidak salah dalam melangkah.
Mama-Mama Harus Punya Konsep
Untuk memulai
sebuah usaha kecil apa pun, termasuk usaha berskala kecil, Mama-mama Papua
harus menemukan keahlian dan minat Mama-mama Papua sendiri. Lakukanlah hal yang
Mama-mama sukai agar Mama-mama Papua menjalankan usaha kecil dengan sepenuh
hati, bukan karena paksaan siapa pun, dendaman, iri hari, sentiment, malu,
perasaan dan lain sebagainya itu hanya memakan waktu dan tenaga kita habis
untuk memberikan kesempatan kepada orang lain. Dengan demikian Mama-mama Papua
akan menikmati hari-hari dengan penuh dalam meraih harapan hidup yang biasa
disebut dengan kata “sukses”.
Berpikir untuk
membuka usaha akan lebih mudah Mama-mama Papua dapatkan apabila Mama-mama jeli,
peka dan peduli terhadap diri mama-mama sendiri, keluarga, teman dan lingkungan
masyarakat sekitar (mulai setingkat RT hingga nasional). Peduli kepada diri
sendiri adalah bagaimana Mama-mama Papua mengenali kemampuan, minat, bakat, dan
sebagainya. Jangan hanya bisa punya PISIKA (pinang, sirih dan kapur), hanya
penjualan kasbi, keladi dan petatas dari hasil kebun, bagaimana Mama-mama Papua
bisa menjadi atas tuanya negeri sendiri? Pada hal kita bisa saksikan dengan
mata kepala kita bahwa saudara-saudara dari luar Papua datang tidak membawa
modal sekalipun Rp.1.000,00 rupiah. Mereka tekun, setia dan sabar berdagang
sepertinya membawa kerobak Mama-mama Papua untuk mengantar barang jual
mama-mama lama-kelamaan mereka akan memiliki usaha sendiri, sampai kepada
membuka bisnis dan perusahaan.
Banyak
wiraswastawan yang berhasil karena mereka dapat memanfaatkan kemampuan, minat,
dan bakat yang dimilikinya lalu dikombinasikan dengan kejelian melihat peluang
pasar. Pernah kita mengalami ketika
hujan deras mengguyur kita lupa, membawa payung. lalu kita pun berbasah kuyub kedingingan. Namun, ketika kita siapkan jas hujan,
jutru panas dan terik datang membakar hari. Sebalkah kita? atau kita mungkin
pernah terburu-buru mengejar waktu, tetapi perjalanan malah tersendat, seolah
membiarkan kita terlambat. Namun, ketika kita ingin melaju dengan tenang, pendengendara lain malah
membunyikan klakson agar kita mempercepat langkah. sebalkah kita? mengapa
keadaan seringkali tak bersahabat? mereka seakan meledak, mengeluh, bahkan
tertawa terbahak-bahak. inikah yang disebut dengan “ketidakmujuran”?
Sadari saja. itu adalah cara alam
menghibur kita. itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri
sendiri, dan bergurau secara nyata. kejengkelan itu muncul dari diri kita kerena kita tak mencoba bersahabat dengan keadaan. kita
hanya mementingkan diri sendiri. kita lupa bahwa jika toh keinginan kita
tercapai, tak ada salahnya kita menyambutnya dengan senyum, meski serasa kecut,
tak apalah. tahukah kita bahwa Mama-mama Papua masih punya minat dan
bakat untuk berhasil menjadi tua atas negerinya sendiri.
Mama-mama Papua bukannya
tidak bisa, tidak mampu, tidak punya modal, tidak punya pengetahuan dan tidak
berdaya saing diantara peluang pasar saat ini. Tetapi lihat di sekeliling kita
masih bisa berjualan usaha kecil-kecilan itu tandanya bahwa Mama-mama Papua
bisa.
Contoh membaca kisah Jokowi ditantang seorang anak dalam kunjungannya ke Madura
beberapa waktu lalu, saya terserang perasaan haru secara tiba-tiba. Dengan
beraninya, seorang anak menerobos ring 1 demi mewujudkan keinginannya
memperoleh sepeda dari seorang Presiden. Namun apa yang terjadi, ketika sudah
berhadapan dengan Presiden dan sudah dipersilakan oleh Presiden untuk mengambil
sepeda yang dimintanya, anak itu justru menolak. Mengapa? Rupanya, anak itu tidak mau diberi
begitu saja. Ia justru menantang Jokowi untuk mengujinya lebih dulu dengan
pertanyaan.
Bila ia menjawab dengan benar, baru
ia mau menerima sepeda impiannya. Ada sesuatu rupanya dalam diri anak
itu. Ia memiliki semangat juang yang tinggi, terlihat dari usahanya untuk
menerobos pengawalan Presiden yang sedemikian ketatnya. Plus, ia juga punya
keberanian untuk mengambil risiko, yaitu dengan permintaannya untuk ditest
dengan risiko bisa saja ia tidak jadi mendapatkan sepeda bila menjawab salah. Sikap berani berpikir, berani
bertindak, dan berani mengambil risiko seperti inilah yang sekiranya diperlukan
oleh Mama-mama Papua dalam berdagang.
Darimana Konsep Itu Muncul?
Banyak tanah berserakan, dan Mama-mama melihat banyak jenis tanah yang
dapat didaur ulang seperti tanah pasir menjadi tanah subur dan sebagainya.
Bayangkan Mama-mama mengelola tanah hingga menjadi sebuah tanaman kacang
panjang, tanaman sayur-sayur local seperti sayu umbi-umbian dan pisang menjadi
jangka panjang. Tanpa harus di pupuk dengan bahan-bahan kimia tanaman
buah-buahan bisa ditaman tidak harus keluarkan anggaran yang besar. Konsep
usahanya adalah dari melihat lingkungan sekitar.
Kalau bila saat ini Mama-mama Papua tidak memiliki gagasan atau kurang
mampu mengamati lingkungan sekitar, cobalah untuk mencari teman atau kenalan
baru sebanyak-banyaknya. Salah satu caranya adalah bacalah iklan peluang usaha
di surat kabar. Amatilah iklan-iklannya terutama iklan mini, setiap harinya.
Banyak yang menawarkan peluang usaha atau produk-produk yang dijual yang
sesungguhnya Mama-mama Papua memiliki peluang untuk ikut memasarkannya.
Bila Mama-mama Papua jeli, mungkin mama-mama dapat membuat produk serupa
dengan kemampuan yang Mama-mama miliki dengan harga dan kualitas lebih baik.
Hubungilah orang tersebut, mintalah penjelasan selengkap-lengkapnya agar mama-mama
dapat memasarkan produk tersebut. Perhatikan juga konsep usahanya yang
cenderung terus mengalami kemajuan. Jika mama-mama memiliki minat untuk memulai
usaha kecil, sebaiknya Mama-mama Papua harus mulai melakukan penelitian atas
trend kewirausahaan dengan melihat apa yang yang
tersedia diluar sana.
Apa saja yang dibeli oleh kebanyakan orang? Produk apa yang paling
banyak diminati, yang memiliki permintaan tinggi? Bermimpilah mulai sekarang.
Tidak pernah ada kata terlambat untuk konsep usaha baru. Banyak orang memiliki
lebih dari satu usaha. Bahkan Mama-mama Papua dapat membuat usaha baru pada
saat Mama-mama menjalankan usaha yang sudah tetap.
Melihat & Mengalami
Setelah mendapatkan gagasan usaha dan sebelum memulai usaha, lakukanlah
pengamatan dan pendalaman mengenai seluk beluk usaha tersebut. Lakukanlah
penelitian sederhana dengan cara yang benar sebelum Mama-mama Papua benar-benar
memulai usaha kecil. Jangan sampai usaha yang mama-mama lakukan berjalan di
tempat karen mama-mama tidak serius melakukan riset. Pikirkanlah jalur yang
membuat mama-mama mendapatkan pendapatan paling besar, misalnya usaha seperti
apa yang memiliki potensi pertumbuhan di lingkungan mama-mama dan pansa pasar
saat ini yang terbaik?
Pelajarilah pula seluk beluk usaha
tersebut, apakah baik atau tidak? Bagaimana proses produksinya secara
efisien? Darimana mama-mama bisa membeli bahan bakunya? Siapa calon konsumen
atau karakteristik pelangan? Dimana mama-mama akan memasarkan dan menjualnya?
Bagaimana pola pemasaran dan penjualannya?
Cara terbaik yang dapat mama-mama lakukan adalah melihat mengamati
pengusaha sukses yang bergerak di bidang yang sama tapi bagaimana memulai
usahanya. Bila usaha Mama-mama Papua benar-benar baru, paling tidak mama-mama
dapat mempelajari cara yang dilakukan oleh para pengusaha yang sukses dalam
menjalankan usaha/bisnis mereka.
Survey Langsung dan Uji Pasar
Dengan pemetaan yang akan dilakukan secara spesifik untuk menentuhkan usaha
yang sesuai dengan kondisi mama-mama. Lakukanlah survey sesuaikan usaha
Mama-mama Papua dengan modal, keahlian, minat yang mama-mama miliki terhadap usaha
tersebut. Sesuaikan pula usaha mama-mama dengan dukungan dari orang di
sekeliling mama-mama. Mama-mama Papua perlu meninjau ulang jika ada salah satu
atau beberapa hal dari faktor-faktor tersebut yang tidak terpenuhi. Lakukanlah
pemetaat (mapping) usaha yang akan mama-mama
jalankan berkaitan dengan saingan usaha mama-mama. Apakah lokasinya strategis
atau tidak? Apakah lingkungan kondusif untuk usaha atau tidak?
Lakukanlah pemetaan (mapping) usaha
yang akan mama-mama jalankan berkaitan dengan saingan usaha Mama-mama Papua.
Apakah lokasinya strategis atau tidak? Apakah lingkungannya kondusif untuk usaha
atau tidak? Lakukanlah pula ujicoba melalui tes pasar. Manfaat ujicoba pasar
adalah untuk mendapatkan umpan balik dari calon konsumen mengenai hasil yang mama-mama
tawarkan. Misalnya mama-mama membuat kue ubi (ipere), sebelum dijual cobalah berikan secara gratis kepada tetangga
dan lingkungan sekitar.
Tentunya dalam jumlah yang terbatas yang sesuai dengan kemampuan
Mama-mama Papua. Mintalah pendapat dari tetangga atau lingkungan sekitar.
Tentunya dalam jumlah yang terbatas yang sesuai dengan kemampuan Mama-mama.
Mintalah pendapat dari tetangga atau lingkungan sekitar mengenai hasil atau
orang pengusaha bilang “produk” yang mama-mama buat tersebut: enakkah, kurang
manis atau bentuknya kurang menarik? Jadikanlah kritikan dan saran sebagai
masukan berharga untuk melakukan perbaikan sedikit demi sedikit. Dengan
demikian hasil/produk mama-mama benar-benar siap diluncurkan dengan skala yang
lebih besar.
Jangan cepat bosan dan cepat ingin kaya lihat banyak kisa menarik
seperti Dahlan Iskan hidup serba kekurangan semenjak kecil, Dahlan Iskan sudah
terbiasa hidup susah. Ayahnya hanya bekerja sebagai tukang bangunan, itu pun
tidak semua bangunan, jika hanya mengandalkan penghasilan dari sang ayah yang
tidak pasti ini, tentu saja keluarga dahlan tak bisa makan dan harus berpuasa
selama berbulan-bulan. Karena itulah, sang mamanya tidak tinggal diam. Selain
menyahit batik, untuk membantu memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, sang
mamanya menjual daun pisang ke pasar. Setiap sore, sang mama memetik daun
pisang yang ada di pekarangan rumah. Daun-daun pisang itu dilihat rapi, lalu
diikat menjadi satu gulungan kecil. Pagi harinya, gulungan daun pisang itu
dibawa ke pasar yang berjarak lima belas kilometer dari rumah, dengan berjalan
kaki.
Dari hasil uji pasar mamanya Dahlan Iskan berhasil meletakan
kebijakan-kebijakan baru untuk menjadikan PLN lebih baik. Melihat prestasi yang
berhasil ditorehkan Dahlan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
mempercayakannya kembali dengan tugas dan amanah yang jauh lebih besar terkait reshuffle Kabinet Indonesia bersatu
Jilid II yang dilakukan Dahlan pun dipercayah memegang tongkat komando atas
seluruh perusahaan pelat merah oleh SBY menjadi Menteri BUMN priode 2011-2014
pada oktober 2011 di istana Negara. Karena Dahlan Iskan tahu bahwa dahlan
memulainya dari awal.
Bagaimana dengan Mama-mama Papua, cobah pendapat Mama-mama bagaimana?
Apakah kita hanya dengar-dengar sebuah syair yang dilantumkan
Edo Kondologit untuk mengisahkan kesohoran tanah papua sebagai tanah yang kaya surga
kecil jatuh kebumi seluas tanah sebanyak batu adalah harta harapan, orang lain tidak perlu tahu kalau Mama-mama Papua
ada untuk mereka.
Perencanaan Usaha Kecil
Rencana usaha kecil akan membantu mama-mama untuk bersikap realistis.
Mencoba dan berpikir melalui seluruh proses dan anggaran, misalnya, selalu
berkaitan dan berangkat dari rencana usaha yang mama-mama buat. Hal ini juga
berguna jika mama-mama memerlukan untuk mendapatkan pinjaman demi kelangsungan
usaha kecil. Perencanaan ini bisa mencakup penetapan nama hasil/produk,
packaging hasil/produk, proses hasil/produk, jalur distribusi yang dipilih,
modal tambahan yang diperlukan, maupun orang-orang yang akan diajak bekerja
sama (penanaman modal, pegawai, ataupun penyalur produk). Pikirkan juga
strategi pemasaran yang akan dijalankan, misalnya dengan selebaran, brosur
katalog, melalui website, mailing list, atau iklan di media, organisasi sosial, dan
sebagainya.
Umumnya, dalam usaha kecil, lokasi usaha atau tempat pemasaran (outlet) yang strategis menjadi salah
satu kunci sukses usaha. Dalam hal ini mama-mama memerlukan kejelian dan
keberanian tersendiri agar mendapatkan tempat pemasaran yang strategis dengan
modal terbatas. Cara paling mudah adalah bekerja sama dengan pemilik tempat
melalui sistem bagi hasil atau bagi keuntungan. Contoh sederhana mama-mama
penjual sagu merah, mama-mama yang penjualan ikan asar, mama-mama lagi penjual
sayu-sayuran ingat strategi yang paling baik adalah mama-mama menjual dengan
tidak memakai pupuk atau bahan kimia lainnya. Itu adalah kekuatan dan peluang
mama-mama berdagang dan kalau penjual sagu merah pintar tebang pohon tetapi
tidak pintar menanam kembali ini adalah strategi dan perencanaan usaha yang
salah.
Salah satu contoh lagi bibit pohon matoa sekarang kebanyakan orang bawah
dari Kalimantan, Jawa Timur dan Sumatra untuk tanam di Papua bahkan hasil buah
matoa merah banyak ekspor dari luar papua. Kalau di papua tinggal tebang pohonnya dan jual tanahnya,
bagaimana dengan strategi ini tanam buah matoa bebaskan lahan yang besar harus
tanpa tebang lindungilah alam mu, jagalah telaga mu, jagalah kebun untuk tanam
pisang jangan tinggal jual, tebang dan habis dipakai. Tapi jeli, peka melihat
peluang pangsa pasar di lingkungan sekarang.
Pilihlah Jenis Usaha
Ada tiga cara untuk mewujudkan usaha maupun bisnis baru yang berskala
kecil, yaitu:
Pertama, Memulai usaha dari awal. Beberapa pengusaha tentu
akan merasakan kepuasan tertentu jika ia memiliki sebuah usaha yang diatur
serta ditentukan sendiri. Mulai penyediaan hasil/produk atau barang, cara
mengelola (manajemen), ataupun penentuan pemasok dan suplai barang. Namun cara
ini memiliki risiko kegagalan cukup tinggi dibanding membeli lisensi atau
waralaba usaha yang ada. Risiko kegagalan itu terjadi karena nama merk maupun jenis
usaha mama-mama belum dikenal.
Kedua, Membuka usaha baru dengan cara memasarkan hasil/produk
atau jasa orang lain. Mama-mama Papua bisa melakukannya dengan memilih hasil/produk
atau jasa yang banyak dibutuhkan orang papua atau hasil/produk spesifik yang
langka namun sesungguhnya terdapat pasar yang cukup luas. Mama-mama dapat
mencoba, misalnya:
Usaha makanan lokal dan minuman seperti sagu bakar,
papeda, ubi-ubian sayur-sayuran lokal dan sebagainya.
Usaha kerajinan seperti assesoris noken, assesoris
pakaian adat/batik papua, souvenir, pernak-pernik kebutuhan rumah tangga, dan
lain-lain.
Jasa seperti potong rambut, usaha jahit, obras,
konsultan, pengurusan surat-surat.
Ketiga, Membeli usaha yang sudah ada. Disini, yang dimaksud
membeli adalah membeli waralaba atau lisensi usaha yang sudah dikenal. Dengan
demikian tugas mama-mama menjadi lebih ringan, yaitu hanya meneruskan usaha
tersebut dengan persyaratan yang sudah ditentuhkan oleh pemilik waralaba.
Sama hanya dengan memulai bisnis sendiri, cara ini pun memiliki
kerugian. Kerugian memulai usaha dengan waralaba terletak pada tidakbebasan
menentuhkan hasil/produk serta mengatur manajemen yang diinginkan. Namun di
balik kerugian tersebut, cara ini memiliki keuntungan, yaitu memiliki risiko
kegagalan yang lebih kecil karena bisnis tersebut telah memiliki nama yang
mapan atau dikenal publik.
Yang perlu Mama-mama Papua perhatikan adalah kemungkinan munculnya
praktik permainan uang (money game)
atau bahkan penipuan. Kunci untuk meminta menghindari penipuan adalah jangan
ikut ke dalam yang mengharuskan mama-mama menyetorkan uang terlebih dahulu
sebelum mama-mama mencoba atau mendapatkan manfaatnya, cobalah untuk meminta
ikut memasarkan hasil/produk terebut terlebih dahulu secara freelance. Setelah mama-mama
yakin mampu menjual, bolehlah mama-mama membeli hasil/produk tersebut untuk
persediaan.
Mama-mama Papua bisa memilih salah satu dari tiga cara tersebut telah
memiliki nama yang mapan atau dikenal publik. Cobalah untuk meminta ikut
memasarkan hasil/produk tersebut terlebih dahulu secara freelance. Setelah mama-mama
yakin mampu menjual, boleh mama-mama membeli hasil/produk tersebut untuk
persediaan.
Mama-mama Papua bisa mudah tertipu salah satu contohnya adalah tempat
berdagang dulunya mama-mama sering taruh jualan di pinggiran pasar yang
strategis pembeli dengan jualan-jualan bahan makanan lokal hanya satu hari
kurang pembeli mama-mama langsung berpindah tempat yang strategis. Namun tempat
tersebut banyak saingan diantara peluang dan harus berjuang untuk kembali pada
tempat semula. Namun, tempat tersebut ditimbul dengan material dan masuklah
kualitas perdagangan yang lebih baik, akhirnya tersinggirlah tempat strategis
tersebut.
Pertanyaanya adalah dimana haruskah mama-mama papua berjuang diantara
peluang yang ada? Selalu ada jalan lain menuju torowongan, begitu kata sebuah
pepatah. Sepanjang Mama-mama Papua mau berusaha, maka yakinlah bahwa usaha mama-mama
bakal menjadi kenyataan.
Mulai Dari Sekarang
Mama-mama
Papua yang mendiami tanah papua (sekarang Provinsi Papua dan Papua Barat) pada waktu dulu pola hidup dan hubungan yang asri dengan alamnya. berkebun dan meramu adalah pola hidup Mama-mama Papua lebih khusus masyarakat pribumi di waktu dulu, dengan adanya kekayaan alam yang dipunyainya amat melimpah tak terhingga. Tidak pernah terlintas dalam benaknya akan kelaparan, kepadatan pendudukan, strees,
depresi, sakit penyakit,
resesi ekonomi dan persaingan. Kekayaan alam ini sangat memanjakannya, sehingga seakan tak perlu mengguras energy besar untuk mencari dan berusaha.
Namun, kini Mama-mama Papua atau pribumi harus menghadapi kenyataan hidup di era millennium
dan pasar globalisasi yang
menuntutnya untuk harus memacu diri bekerja dengan kiat dan tekun, harus mampu keluar dari tradisi dan maju bersaing dalam perkembangan zaman ini, agar tidak menjadi penonton dan bahkan korban dari arus percepatan pembangunan modern.
Pada era ini, Hukum Karma sangat relefan,
yakni siapa
yang kuat dialah
yang menang. Persaingan hidup (lives competition) makin ketat di berbagai kalangan maupun dalam aspek kehidupan pun kian kuat terasa saat ini.
Norma dan nilai-nilai adat istiadat negeri ini makin terkikis habis oleh cepatnya pengaruh perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi, sehingga nyaris tak ada lagi Warisan leluhur negeri ini yang dapat dibanggakan. Ironinya, generasi zaman ini sudah jauh masuk dalam arus globalisasi, sehingga pola pikir (mind set), karakter dan gaya hidup (life style) telah mengalami perubahan signifikan di era
digital saat ini.
Tidak dapat dipungkiri lagi, dunia saat ini adalah era kompetisi,
jadi Mama-mama Asli Papua harus terus menerus memacu diri untuk bersaing, baik dalam dunia pendidikan, kesehatan,
ekonomi, politik, hukum, social budaya, perdagangan, teknologi informasi, dan ilmu pengetahuan. Bersaing dengan kualitas tinggi adalah solusi untuk menggapai mimpi menjadi raja di negeri sendiri, tanpa jiwa ini (bersaing) harapan tersebut tak akan berpihak pada mimpi tuannya, melainkan kekuatan terbaik yang menekan.
Sebuah rencana usaha akan tetap menjadi sebuah gagasan jika tidak ada
tindakan untuk mewujudkannya. Dengan demikian, maka mama-mama papua harus dan
harus memulainya, mama-mama Papua bisa mendapat pengalaman dan pelajaran
berharga yang bisa digunakan memperbaiki usaha secara sistematis. Jika mental mama-mama
tetap siap, mulailah dari saat ini walau mungkin mama-mama masih memiliki
beberapa keterbatasan dan kendala.
Hadapi dan atasilah hambatan ataupun kegagalan, tidak ada seorangpun
wirausahawan sukses yang tidak mengalami hambatan atau bahkan kegagalan dalam
perjalanan usaha/bisnis mereka. Sebaiknya Mama-mama Papua memiliki sikap
positif, apa yang terjadi adalah yang terbaik buat Mama-mama Papua karena
hambatan dan kegagalan merupakan pelajaran yang harus mama-mama ambil
hikmahnya. Tanpa mama-mama sadari, hal itu akan menguatkan dan mempertajam
intuisi dan kemampuan Mama-mama Papua dalam berwirausaha. Setiap usaha selalu
akan mempunyai risiko dan bila itu sampai terjadi, bersiaplah, dan hadapilah
dengan kepala dingin.
“….Saya tak pernah bermimpi jadi pengusaha. Apalagi, membuat
peta strategi untuk menjadi pebisnis. Namun, hidup mengantarkan saya pada
pemikiran ilmiah untuk melakukan pembaharuan. Berdagang akhirnya menjadi
pilihan. Dari bisnis, saya belajar banyak hal. Kepercayaan, ketekunan, hubungan
antarmanusia dan kerakyatan”
(Joko
Widodo)
Seorang pengusaha pada dasarnya ada karena percaya dan dikerjakan
oleh bawahannya. Dengan kata lain, ada beban yang harus dipikul oleh seorang
atasan dan harus dipertangung jawabkan bersama. Oleh karena itu, orientasi pengusaha
adalah melayani ataupun menolong orang lain. Orientasi untuk melayani
berhubungan dengan apa yang harus diberikan seorang pemimpin/atasan terhadap
yang dipimpin dan juga tanggung jawab moral. Seorang pengusaha tidak hanya
dinilai dari kemampuan intelektual saja. Namun juga kemampuan berhubungan
dengan orang lain. Jadi, pengusaha yang baik harus memiliki orientasi untuk
melayani bukan dilayani.
.