Sabtu, 23 Mei 2020

MENYUSUN PERENCANAAN USAHA KECIL


Gambar: Mama-mama Papua rakit Noken

“Jangan Pernah Mengungkapkan Seluruh Diri Anda Untuk Orang Lain; Menahan Sesuati Dalam Cadangan Sehingga Orang Tidak Pernah Yakin Jika Mereka Benar-Benar Tahu Anda.”
(Michael Korda)
D

I SAAT keadaan tegang dan genting, yang diperlukan bukanlah ketergesa-gesaan, tetapi suatu ketenangan. Ketenangan diperlukan untuk menata pikiran serta mengendalikan ketegangan dan kegentingan. Dengan ketenangan tersebut, maka pikiran akan lebih jernih. Untuk apa perencanaan, tanpa adanya ketenangan, mustahil masalah dapat di selesaikan dengan baik. Ketenangan dalam menghadapi masalah merupakan ciri seorang pribadi yang berpikiran matang dan dewasa. Kita bisa melihat para tokoh-tokoh dunia, kebanyakan dari mereka memiliki ketenangan dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan atau memerintahkan sesuatu untuk memulai usaha atau berbisnis dalam skala kecil saat ini di gandrungi oleh banyak orang. Dalam kondisi keadaan ekonomi Papua yang serba sulit, pilihan untuk berwirausaha tampaknya lebih menjanjikan ketimbang terus menunggu lowongan kerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Membuka usaha sendiri, selain tak perlu tes dan persaingan ekstra ketat untuk memperebutkan posisi, juga bisa dimulai dengan usaha kategori kecil yang bermodal kecil. Menjadi PNS memang memberikan kepastian ekonomi karena setiap bulannya mendapatkan gaji dan ada jaminan pensiunan usia tua. Sedangkan membuka usaha kecil sangat tergantung dari seberapa besar usaha dan upaya yang dilakukan untuk mengumpulkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Meskinpun demikian potensi untuk mendapatkan keuntungan seorang usahawan bisa lebih besar dibanding PNS.
Bandingkan pendapatan seorang PNS yang mendapatkan gaji Rp.2.000.00 juta perbulan dengan seseorang yang membuka lalapan ikan mujair koya yang katakanlah rata-rata mampu mendapatkan omzet Rp.800.000 per hari. PNS tersebut memperoleh pendapatan yang konstan dari gajinya, yakni Rp.2.000.000 juta, sedangkan bagi si pedagang lalapan ikan mujair koya uang Rp.2.000.000 juta bisa diperoleh hanya dalam waktu tiga hari itupun lebih. Memang pendapatan pedagang lalapan ikan mujair itu masih kotor. Namun kalau dihitung-hitung tetap lebih besar daripada si PNS. Masalahnya banyak orang asli papua yang enggan untuk memulai usaha skala kecil. Apalagi jika mereka bertitel sarjana, iya tunggu formasi PNS saya test dan lain-lain. Padahal jika dipikir, kita hidup tak makan titel. Tetap saja makan sagu, ubi, atau nasi dari hasil keringat kita membanting tulang bekerja setiap hari.
Dari segi Sumber Daya Manusia Papua (SDMP) banyak Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta yang di wisuda dan sarjana baik luar Papua maupun di Papua, yang masih menunggu formasi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Provinsi Papua, maupun Kabupaten/Kota dengan berbagai bidang ilmu. Walaupun visi dan misi Provinsi Papua dan beberapa Kabupaten dengan visi dan misi hampir sama yaitu “Menuju Papua Bangkit, Mandiri, dan Sejahtera”, bangkit dengan pernyataannya sebagai berikut: kami berdiri dalam bayangan dan sedang bermimpi terhadap Provinsi Papua maupun Kabupaten/kota. Bagaimana supaya masyarakat Papua bisa bangkit melepaskan diri dari kungkungan (lepas dari belengkuan atau tertindas) kemiskinan, Kebodohan, Ketertinggalan dan keterisolasian dari rawa-rawa pesisir, tembok-tembok gunung dan lembah-lembah raksasa, titipan Tuhan melalui warisan nenek moyangnya sendiri dan merasakan kemajuan dan kesejahteraan di dunia modern ini.
Dalam kebangkitan ini, kita dituntut agar seorang pemimpin dan rakyat sekaliannya dapat mempertaruhkan harga dan nyawa guna membangun Papua. Karena akan menyusuri sungai, mendeteksi rawa-rawa dan daratan, menaiki tebing-bukit dan menjelajahi keterjalan pesisir dan pegunungan guna menuju Papua bangkit untuk membangun daerahnya sendiri. Tanpa membeda-bedakan suku bangsa, golongan, kedudukan, daerah dan lain-lain adalah impian kami terutama. Menghilangkan dendam dan kebencian, kecurigaan dan mata-mata, cemohan dan fitnahan dan lain-lain. Berdasarkan pernyataan visi dan misi Menuju Papua Bangkit, Mandiri, dan Sejahtera maka, penulis ingin Interview kembali dan mengapa hanya yang dinikmati masyarakat adalah visi dan misinya saja? Dimana kemangkitan masyarakat Papua? Untuk itu, artikel ini penulis ingin jadikan sebagai referensi ini juga adalah salah satu yang dibutuhkan sebagai bahan penunjang bagi Pemerintah Provinsi Papua, pemerintah Kabupaten/kota dan masyarakat Papua.

Kamis, 21 Mei 2020

LANGKAH-LANGKAH BUKA USAHA KECIL


“Kita tidak bisa mengubah masa lalu. Kita tak bisa mengubah sesuatu
yang tak bisa dihindari. Satu hal yang bisa kita lakukan adalah
berpegang pada tali kenangan sambil belajar darinya.
Charles R.Swindoll

T
ANAH PAPUA Tanah yang kaya, surga kecil jatuh kebumi seluas tanah sebanyak batu adalah harta harapan, tanah Papua tanah leluhur disana aku lahir bersama angin bersama daun aku di besarkan, hitam kulit kriting rambut aku Papua,  biar nanti langit terbelahpun aku tetap Papua. Sebuah syair yang dilantumkan Edo Kondologit untuk mengisahkan kesohoran tanah Papua sebagai Karya Ciptaan Tuhan dan ajaib. Tanah yang di sebut Tanah Injil, Negri orang kulit hitam dan rambut keriting. Kini, era millennium dan arus globalisasi telah menggusur kekayaan dan menepikan sang pemilik negeri. Tak ada kata pasrah, melainkan maju berjuang menghadapi perubahan demi hak hidup yang bermartabat di negeri sendiri.
Bumi dan segala isinya diciptakan begitu sempurna oleh Allah agar ada kecenderungan makhluk hidup untuk saling membutuhkan satu sama lain. Jika setiap sisi bumi terdapat berbagai tumbuhan yang berakam jenis, baik di daratan maupun di dasar laut dan hewan dengan beragam sepsis di udara, di daratan, di perairan dan bahkan dibawah bumi dengan begitu kompleks, lalu bagaimanakah keberadaan manusia tanah leluhur? Bukankan manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk termulia diantara makhluk lain? Manusia diciptakan dengan segala keunikan dengan keberagaman.
Keunikan itu dapat dilihat pada bentuk struktur fisik tubuh manusia, sedangkan keberagamannya bisa disaksikan dalam kehidupan suku bangsa dengan kebudayaannya masing-masing lalu ditempatkan di jagat raya ini dan memiliki serta menguasai beragam tumbuhan, hewan, wilayah, tanah dan seisi bumi sesuai amanah sang pencipta bumi. Tak hanya tumbuhan dan hewan diciptakan dengan keanekaraman jenis dan spesisnya, manusiapun diciptakan dengan berbagai ciri, bentuk, warna, suku, bangsa, bahasa, kepercayaan dan beragam budayanya masing-masing dengan segala hikmat dan adat istiadatnya.
Negeri Indonesia dengan wilayah yang luas dan kondisi geografis yang unik, telah di diami berbagai suku bangsa dan beragam kebudayaan dan adat istiadatnya sejak dahulu kala adalah anugrah Allah yang patut dibanggakan dan dirawat lestarikan. Negarawan terdahulu dengan hikmatnya telah mendirikan negeri dan membentuknya menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) artinya, Negara kesatuan republic Indonesia dibentuk dan dibangun diatas keberagaman suku bangsa sebagaimana difalsafahkan Bhineka Tunggal Ika.
Namun Bhineka Tunggal Ika yang dibangga-banggakan sebagai symbol pemersatu bangsa tersebut, seakan jadi slogan semata ditengah gempuran perkembangan yang semakin membuat manusianya lupa diri, lupa darimana dia berasal dan berakar diantara bangsa lain dibumi. Sejak dibentuk, Negara bersama kekuasaan dan seluruh kekuatannya digerakan secara menyeluruh dinusantara ini bukan untuk melindungi segenap suku bangsa dalam wilayahnya, justru jadi alat penguasa yang ikut mencekam kehidupan masyarakat pribumi diberbagai pelosok daerah secara khusus di Provinis Papua dan pada umumnya pasca integrasi.
Suasana cekam yang panjang telah menghambat hak hidup masyarakat pribumi lebih khusus kepada Mama-mama Asli Papua. Di sebagian suku bangsa dinusantara ini, kebhinekaan itu tak tumbuh lestari sebagaimana dicitakan para leluhur. Seiring suasana cekam yang panjang, penguasa Negara ini menurunkan berbagai kebijakan dan perundangan yang tanpa disadari telah merampas hak masyarakat pribumi atas tanah, hutan, tambang dan berbagai kekayaan alam lainya diatas tanah, perairan, pasar dan laut serta udara dan mengabaikan eksistensi masyarakat Papua sebagai pemilik bersama kebudayaanya yang ditaati dan dilestarikan turun-temurun sebelum Negara ada termasuk hak berpolitik, hak bersosial, hak berorganisasi dan hak berdagang diantara masyarakat leluhur diatas negeri ini.
Persoalan peralihan kekuasaan tersebut jadi dilema bagi kelangsungan hidup masyarakat pribumi di kampung-kampung pelosok di Provinis Papua. Persoalan tersebut turut membatasi ruang dan akses Mama-mama asli Papua terhadap berbagai perkembangan hingga saat ini, baik disisi pemerintahan, penganggaran, kewenangan, kekuasaan yang hanya dikendalikan oleh pemerintah kabupaten/kota bentukan pemerintah turut mengabaikan berbagai tanggung jawab yang dijalankan dan melekat pada seorang kepala pemerintahan.
Karena itu, mengapa manajemen Keuangan Usaha Kecil bagi Mama-mama Papua menjadi salah satu topic yang harus dibahas? Kini Mama-mama Asli Papua harus menghadapi kenyataan hidup di era millennium dan pasar globalisasi yang menuntutnya untuk harus memacu diri bekerja dengan kiat dan tegun, harus mampu keluar dari tradisi dan maju bersaing dalam perkembangan zaman ini, agar tidak menjadi penonton dan bahkan korban dari arus percepatan pembangunan modern. Untuk itu mau dan tidak mau harus bersaing inilah langkah awal buka usaha kecil atau usaha kecil bisnis yang menduduki urutan terbawah alias terbanyak jumlahnya dibanding usaha bisnis dalam skala sedang dan skala besar. Namun demikian jika Mama-mama Asli Papua haruslah punya usaha kecil dikelola dengan baik, maka usaha kecil sangat berpotensi menjadi motor penggerak perekonomian secara mandiri, terintegrasi nasional.
Usaha kecil merupakan bisnis yang dilakukan di tingkat akar rumput. Banyak orang yang menyadarkan hidupnya dari usaha seperti ini karena cukup mengandalkan modal seadanya bukan apa adanya bagi Mama-mama Papua untuk pesemis karena tidak terlalu besar, dan tak memerlukan analisis yang rumit. Sebelum usahanya meningkat menjadi besar, mereka memang berawal dan memulai usaha kecil rasa berat.
Dalam berdagang atau berbisnis, tidak ada jurus tiba-tiba. Segalanya memerlukan proses dan tidak ada yang instan. Memulai sebuah usaha, apalagi jika Mama-mama Papua masih awam sebutan orang penguasa negeri ini, tentu tidak mudah dilakukan. Memulai berbisnis ibarat membelah jalan buntu/belantara yang dipenuhi semak belukar. Belum ada jalan yang bisa memberi petunjuk bagi Mama-mama Papua untuk mencapai tujuan yang sebenarnya. Berbagai perlengkapan rambu jalan harus Mama-mama Papua ciptakan sendiri sebagai orang pertama yang membuka jalan untuk kesuksesan usaha Mama-mama Papua sendiri.
Dalam hal ini, Mama-mama Papua perlu menyiapkan dan mempraktikkan berbagai langkah yang akan membimbing Mama-mama Papua supaya sigap dan siap dalam memulai Usaha. Oleh karena itu Mama-mama Papua memerlukan cara-cara tertentu untuk memulai usaha supaya Mama-mama Papua tidak salah dalam melangkah.

Mama-Mama Harus Punya Konsep
Untuk memulai sebuah usaha kecil apa pun, termasuk usaha berskala kecil, Mama-mama Papua harus menemukan keahlian dan minat Mama-mama Papua sendiri. Lakukanlah hal yang Mama-mama sukai agar Mama-mama Papua menjalankan usaha kecil dengan sepenuh hati, bukan karena paksaan siapa pun, dendaman, iri hari, sentiment, malu, perasaan dan lain sebagainya itu hanya memakan waktu dan tenaga kita habis untuk memberikan kesempatan kepada orang lain. Dengan demikian Mama-mama Papua akan menikmati hari-hari dengan penuh dalam meraih harapan hidup yang biasa disebut dengan kata “sukses”.
Berpikir untuk membuka usaha akan lebih mudah Mama-mama Papua dapatkan apabila Mama-mama jeli, peka dan peduli terhadap diri mama-mama sendiri, keluarga, teman dan lingkungan masyarakat sekitar (mulai setingkat RT hingga nasional). Peduli kepada diri sendiri adalah bagaimana Mama-mama Papua mengenali kemampuan, minat, bakat, dan sebagainya. Jangan hanya bisa punya PISIKA (pinang, sirih dan kapur), hanya penjualan kasbi, keladi dan petatas dari hasil kebun, bagaimana Mama-mama Papua bisa menjadi atas tuanya negeri sendiri? Pada hal kita bisa saksikan dengan mata kepala kita bahwa saudara-saudara dari luar Papua datang tidak membawa modal sekalipun Rp.1.000,00 rupiah. Mereka tekun, setia dan sabar berdagang sepertinya membawa kerobak Mama-mama Papua untuk mengantar barang jual mama-mama lama-kelamaan mereka akan memiliki usaha sendiri, sampai kepada membuka bisnis dan perusahaan.
Banyak wiraswastawan yang berhasil karena mereka dapat memanfaatkan kemampuan, minat, dan bakat yang dimilikinya lalu dikombinasikan dengan kejelian melihat peluang pasar. Pernah kita mengalami ketika hujan deras mengguyur kita lupa, membawa payung. lalu kita pun berbasah kuyub kedingingan. Namun, ketika kita siapkan jas hujan, jutru panas dan terik datang membakar hari. Sebalkah kita? atau kita mungkin pernah terburu-buru mengejar waktu, tetapi perjalanan malah tersendat, seolah membiarkan kita terlambat. Namun, ketika kita ingin melaju dengan tenang, pendengendara lain malah membunyikan klakson agar kita mempercepat langkah. sebalkah kita? mengapa keadaan seringkali tak bersahabat? mereka seakan meledak, mengeluh, bahkan tertawa terbahak-bahak. inikah yang disebut dengan “ketidakmujuran”?
Sadari saja. itu adalah cara alam menghibur kita. itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri sendiri, dan bergurau secara nyata. kejengkelan itu muncul dari diri kita  kerena  kita  tak  mencoba  bersahabat dengan  keadaan.  kita hanya mementingkan diri sendiri. kita lupa bahwa jika toh keinginan kita tercapai, tak ada salahnya kita menyambutnya dengan senyum, meski serasa kecut, tak apalah. tahukah kita bahwa Mama-mama Papua masih punya minat dan bakat untuk berhasil menjadi tua atas negerinya sendiri.
Mama-mama Papua bukannya tidak bisa, tidak mampu, tidak punya modal, tidak punya pengetahuan dan tidak berdaya saing diantara peluang pasar saat ini. Tetapi lihat di sekeliling kita masih bisa berjualan usaha kecil-kecilan itu tandanya bahwa Mama-mama Papua bisa. Contoh membaca kisah Jokowi ditantang seorang anak dalam kunjungannya ke Madura beberapa waktu lalu, saya terserang perasaan haru secara tiba-tiba. Dengan beraninya, seorang anak menerobos ring 1 demi mewujudkan keinginannya memperoleh sepeda dari seorang Presiden. Namun apa yang terjadi, ketika sudah berhadapan dengan Presiden dan sudah dipersilakan oleh Presiden untuk mengambil sepeda yang dimintanya, anak itu justru menolak. Mengapa? Rupanya, anak itu tidak mau diberi begitu saja. Ia justru menantang Jokowi untuk mengujinya lebih dulu dengan pertanyaan.
Bila ia menjawab dengan benar, baru ia mau menerima sepeda impiannya. Ada sesuatu rupanya dalam diri anak itu. Ia memiliki semangat juang yang tinggi, terlihat dari usahanya untuk menerobos pengawalan Presiden yang sedemikian ketatnya. Plus, ia juga punya keberanian untuk mengambil risiko, yaitu dengan permintaannya untuk ditest dengan risiko bisa saja ia tidak jadi mendapatkan sepeda bila menjawab salah. Sikap berani berpikir, berani bertindak, dan berani mengambil risiko seperti inilah yang sekiranya diperlukan oleh Mama-mama Papua dalam berdagang.

Darimana Konsep Itu Muncul?
Banyak tanah berserakan, dan Mama-mama melihat banyak jenis tanah yang dapat didaur ulang seperti tanah pasir menjadi tanah subur dan sebagainya. Bayangkan Mama-mama mengelola tanah hingga menjadi sebuah tanaman kacang panjang, tanaman sayur-sayur local seperti sayu umbi-umbian dan pisang menjadi jangka panjang. Tanpa harus di pupuk dengan bahan-bahan kimia tanaman buah-buahan bisa ditaman tidak harus keluarkan anggaran yang besar. Konsep usahanya adalah dari melihat lingkungan sekitar.
Kalau bila saat ini Mama-mama Papua tidak memiliki gagasan atau kurang mampu mengamati lingkungan sekitar, cobalah untuk mencari teman atau kenalan baru sebanyak-banyaknya. Salah satu caranya adalah bacalah iklan peluang usaha di surat kabar. Amatilah iklan-iklannya terutama iklan mini, setiap harinya. Banyak yang menawarkan peluang usaha atau produk-produk yang dijual yang sesungguhnya Mama-mama Papua memiliki peluang untuk ikut memasarkannya.
Bila Mama-mama Papua jeli, mungkin mama-mama dapat membuat produk serupa dengan kemampuan yang Mama-mama miliki dengan harga dan kualitas lebih baik. Hubungilah orang tersebut, mintalah penjelasan selengkap-lengkapnya agar mama-mama dapat memasarkan produk tersebut. Perhatikan juga konsep usahanya yang cenderung terus mengalami kemajuan. Jika mama-mama memiliki minat untuk memulai usaha kecil, sebaiknya Mama-mama Papua harus mulai melakukan penelitian atas trend kewirausahaan dengan melihat apa yang yang tersedia diluar sana.
Apa saja yang dibeli oleh kebanyakan orang? Produk apa yang paling banyak diminati, yang memiliki permintaan tinggi? Bermimpilah mulai sekarang. Tidak pernah ada kata terlambat untuk konsep usaha baru. Banyak orang memiliki lebih dari satu usaha. Bahkan Mama-mama Papua dapat membuat usaha baru pada saat Mama-mama menjalankan usaha yang sudah tetap.

Melihat & Mengalami
Setelah mendapatkan gagasan usaha dan sebelum memulai usaha, lakukanlah pengamatan dan pendalaman mengenai seluk beluk usaha tersebut. Lakukanlah penelitian sederhana dengan cara yang benar sebelum Mama-mama Papua benar-benar memulai usaha kecil. Jangan sampai usaha yang mama-mama lakukan berjalan di tempat karen mama-mama tidak serius melakukan riset. Pikirkanlah jalur yang membuat mama-mama mendapatkan pendapatan paling besar, misalnya usaha seperti apa yang memiliki potensi pertumbuhan di lingkungan mama-mama dan pansa pasar saat ini yang terbaik?
Pelajarilah pula seluk beluk usaha  tersebut, apakah baik atau tidak? Bagaimana proses produksinya secara efisien? Darimana mama-mama bisa membeli bahan bakunya? Siapa calon konsumen atau karakteristik pelangan? Dimana mama-mama akan memasarkan dan menjualnya? Bagaimana pola pemasaran dan penjualannya? Cara terbaik yang dapat mama-mama lakukan adalah melihat mengamati pengusaha sukses yang bergerak di bidang yang sama tapi bagaimana memulai usahanya. Bila usaha Mama-mama Papua benar-benar baru, paling tidak mama-mama dapat mempelajari cara yang dilakukan oleh para pengusaha yang sukses dalam menjalankan usaha/bisnis mereka.

Survey Langsung dan Uji Pasar
Dengan pemetaan yang akan dilakukan secara spesifik untuk menentuhkan usaha yang sesuai dengan kondisi mama-mama. Lakukanlah survey sesuaikan usaha Mama-mama Papua dengan modal, keahlian, minat yang mama-mama miliki terhadap usaha tersebut. Sesuaikan pula usaha mama-mama dengan dukungan dari orang di sekeliling mama-mama. Mama-mama Papua perlu meninjau ulang jika ada salah satu atau beberapa hal dari faktor-faktor tersebut yang tidak terpenuhi. Lakukanlah pemetaat (mapping) usaha yang akan mama-mama jalankan berkaitan dengan saingan usaha mama-mama. Apakah lokasinya strategis atau tidak? Apakah lingkungan kondusif untuk usaha atau tidak?
Lakukanlah pemetaan (mapping) usaha yang akan mama-mama jalankan berkaitan dengan saingan usaha Mama-mama Papua. Apakah lokasinya strategis atau tidak? Apakah lingkungannya kondusif untuk usaha atau tidak? Lakukanlah pula ujicoba melalui tes pasar. Manfaat ujicoba pasar adalah untuk mendapatkan umpan balik dari calon konsumen mengenai hasil yang mama-mama tawarkan. Misalnya mama-mama membuat kue ubi (ipere), sebelum dijual cobalah berikan secara gratis kepada tetangga dan lingkungan sekitar.
Tentunya dalam jumlah yang terbatas yang sesuai dengan kemampuan Mama-mama Papua. Mintalah pendapat dari tetangga atau lingkungan sekitar. Tentunya dalam jumlah yang terbatas yang sesuai dengan kemampuan Mama-mama. Mintalah pendapat dari tetangga atau lingkungan sekitar mengenai hasil atau orang pengusaha bilang “produk” yang mama-mama buat tersebut: enakkah, kurang manis atau bentuknya kurang menarik? Jadikanlah kritikan dan saran sebagai masukan berharga untuk melakukan perbaikan sedikit demi sedikit. Dengan demikian hasil/produk mama-mama benar-benar siap diluncurkan dengan skala yang lebih besar.
Jangan cepat bosan dan cepat ingin kaya lihat banyak kisa menarik seperti Dahlan Iskan hidup serba kekurangan semenjak kecil, Dahlan Iskan sudah terbiasa hidup susah. Ayahnya hanya bekerja sebagai tukang bangunan, itu pun tidak semua bangunan, jika hanya mengandalkan penghasilan dari sang ayah yang tidak pasti ini, tentu saja keluarga dahlan tak bisa makan dan harus berpuasa selama berbulan-bulan. Karena itulah, sang mamanya tidak tinggal diam. Selain menyahit batik, untuk membantu memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, sang mamanya menjual daun pisang ke pasar. Setiap sore, sang mama memetik daun pisang yang ada di pekarangan rumah. Daun-daun pisang itu dilihat rapi, lalu diikat menjadi satu gulungan kecil. Pagi harinya, gulungan daun pisang itu dibawa ke pasar yang berjarak lima belas kilometer dari rumah, dengan berjalan kaki.
Dari hasil uji pasar mamanya Dahlan Iskan berhasil meletakan kebijakan-kebijakan baru untuk menjadikan PLN lebih baik. Melihat prestasi yang berhasil ditorehkan Dahlan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempercayakannya kembali dengan tugas dan amanah yang jauh lebih besar terkait reshuffle Kabinet Indonesia bersatu Jilid II yang dilakukan Dahlan pun dipercayah memegang tongkat komando atas seluruh perusahaan pelat merah oleh SBY menjadi Menteri BUMN priode 2011-2014 pada oktober 2011 di istana Negara. Karena Dahlan Iskan tahu bahwa dahlan memulainya dari awal.
Bagaimana dengan Mama-mama Papua, cobah pendapat Mama-mama bagaimana? Apakah kita hanya dengar-dengar sebuah syair yang dilantumkan Edo Kondologit untuk mengisahkan kesohoran tanah papua sebagai tanah yang kaya surga kecil jatuh kebumi seluas tanah sebanyak batu adalah harta harapan, orang lain tidak perlu tahu kalau Mama-mama Papua ada untuk mereka.

Perencanaan Usaha Kecil
Rencana usaha kecil akan membantu mama-mama untuk bersikap realistis. Mencoba dan berpikir melalui seluruh proses dan anggaran, misalnya, selalu berkaitan dan berangkat dari rencana usaha yang mama-mama buat. Hal ini juga berguna jika mama-mama memerlukan untuk mendapatkan pinjaman demi kelangsungan usaha kecil. Perencanaan ini bisa mencakup penetapan nama hasil/produk, packaging hasil/produk, proses hasil/produk, jalur distribusi yang dipilih, modal tambahan yang diperlukan, maupun orang-orang yang akan diajak bekerja sama (penanaman modal, pegawai, ataupun penyalur produk). Pikirkan juga strategi pemasaran yang akan dijalankan, misalnya dengan selebaran, brosur katalog, melalui website, mailing list,  atau iklan di media, organisasi sosial, dan sebagainya.
Umumnya, dalam usaha kecil, lokasi usaha atau tempat pemasaran (outlet) yang strategis menjadi salah satu kunci sukses usaha. Dalam hal ini mama-mama memerlukan kejelian dan keberanian tersendiri agar mendapatkan tempat pemasaran yang strategis dengan modal terbatas. Cara paling mudah adalah bekerja sama dengan pemilik tempat melalui sistem bagi hasil atau bagi keuntungan. Contoh sederhana mama-mama penjual sagu merah, mama-mama yang penjualan ikan asar, mama-mama lagi penjual sayu-sayuran ingat strategi yang paling baik adalah mama-mama menjual dengan tidak memakai pupuk atau bahan kimia lainnya. Itu adalah kekuatan dan peluang mama-mama berdagang dan kalau penjual sagu merah pintar tebang pohon tetapi tidak pintar menanam kembali ini adalah strategi dan perencanaan usaha yang salah.
Salah satu contoh lagi bibit pohon matoa sekarang kebanyakan orang bawah dari Kalimantan, Jawa Timur dan Sumatra untuk tanam di Papua bahkan hasil buah matoa merah banyak ekspor dari luar papua. Kalau di papua  tinggal tebang pohonnya dan jual tanahnya, bagaimana dengan strategi ini tanam buah matoa bebaskan lahan yang besar harus tanpa tebang lindungilah alam mu, jagalah telaga mu, jagalah kebun untuk tanam pisang jangan tinggal jual, tebang dan habis dipakai. Tapi jeli, peka melihat peluang pangsa pasar di lingkungan sekarang.

Pilihlah Jenis Usaha
Ada tiga cara untuk mewujudkan usaha maupun bisnis baru yang berskala kecil, yaitu:
Pertama, Memulai usaha dari awal. Beberapa pengusaha tentu akan merasakan kepuasan tertentu jika ia memiliki sebuah usaha yang diatur serta ditentukan sendiri. Mulai penyediaan hasil/produk atau barang, cara mengelola (manajemen), ataupun penentuan pemasok dan suplai barang. Namun cara ini memiliki risiko kegagalan cukup tinggi dibanding membeli lisensi atau waralaba usaha yang ada. Risiko kegagalan itu terjadi karena nama merk maupun jenis usaha mama-mama belum dikenal.
Kedua, Membuka usaha baru dengan cara memasarkan hasil/produk atau jasa orang lain. Mama-mama Papua bisa melakukannya dengan memilih hasil/produk atau jasa yang banyak dibutuhkan orang papua atau hasil/produk spesifik yang langka namun sesungguhnya terdapat pasar yang cukup luas. Mama-mama dapat mencoba, misalnya:
*   Usaha makanan lokal dan minuman seperti sagu bakar, papeda, ubi-ubian sayur-sayuran lokal dan sebagainya.
*   Usaha kerajinan seperti assesoris noken, assesoris pakaian adat/batik papua, souvenir, pernak-pernik kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain.
*   Jasa seperti potong rambut, usaha jahit, obras, konsultan, pengurusan surat-surat.
Ketiga, Membeli usaha yang sudah ada. Disini, yang dimaksud membeli adalah membeli waralaba atau lisensi usaha yang sudah dikenal. Dengan demikian tugas mama-mama menjadi lebih ringan, yaitu hanya meneruskan usaha tersebut dengan persyaratan yang sudah ditentuhkan oleh pemilik waralaba.
Sama hanya dengan memulai bisnis sendiri, cara ini pun memiliki kerugian. Kerugian memulai usaha dengan waralaba terletak pada tidakbebasan menentuhkan hasil/produk serta mengatur manajemen yang diinginkan. Namun di balik kerugian tersebut, cara ini memiliki keuntungan, yaitu memiliki risiko kegagalan yang lebih kecil karena bisnis tersebut telah memiliki nama yang mapan atau dikenal publik.
Yang perlu Mama-mama Papua perhatikan adalah kemungkinan munculnya praktik permainan uang (money game) atau bahkan penipuan. Kunci untuk meminta menghindari penipuan adalah jangan ikut ke dalam yang mengharuskan mama-mama menyetorkan uang terlebih dahulu sebelum mama-mama mencoba atau mendapatkan manfaatnya, cobalah untuk meminta ikut memasarkan hasil/produk terebut terlebih dahulu secara freelance. Setelah mama-mama yakin mampu menjual, bolehlah mama-mama membeli hasil/produk tersebut untuk persediaan.
Mama-mama Papua bisa memilih salah satu dari tiga cara tersebut telah memiliki nama yang mapan atau dikenal publik. Cobalah untuk meminta ikut memasarkan hasil/produk tersebut terlebih dahulu secara freelance. Setelah mama-mama yakin mampu menjual, boleh mama-mama membeli hasil/produk tersebut untuk persediaan.
Mama-mama Papua bisa mudah tertipu salah satu contohnya adalah tempat berdagang dulunya mama-mama sering taruh jualan di pinggiran pasar yang strategis pembeli dengan jualan-jualan bahan makanan lokal hanya satu hari kurang pembeli mama-mama langsung berpindah tempat yang strategis. Namun tempat tersebut banyak saingan diantara peluang dan harus berjuang untuk kembali pada tempat semula. Namun, tempat tersebut ditimbul dengan material dan masuklah kualitas perdagangan yang lebih baik, akhirnya tersinggirlah tempat strategis tersebut.
Pertanyaanya adalah dimana haruskah mama-mama papua berjuang diantara peluang yang ada? Selalu ada jalan lain menuju torowongan, begitu kata sebuah pepatah. Sepanjang Mama-mama Papua mau berusaha, maka yakinlah bahwa usaha mama-mama bakal menjadi kenyataan.

Mulai Dari Sekarang
Mama-mama Papua yang mendiami tanah papua (sekarang Provinsi Papua dan Papua Barat) pada waktu dulu pola hidup dan hubungan yang asri dengan alamnya. berkebun dan meramu adalah pola hidup Mama-mama Papua lebih khusus masyarakat pribumi di waktu dulu, dengan adanya kekayaan alam yang dipunyainya amat melimpah tak terhingga. Tidak pernah terlintas dalam benaknya akan kelaparan, kepadatan pendudukan, strees, depresi, sakit penyakit, resesi ekonomi dan persaingan. Kekayaan alam ini sangat memanjakannya, sehingga seakan tak perlu mengguras energy besar untuk mencari dan berusaha.
Namun, kini Mama-mama Papua atau pribumi harus menghadapi kenyataan hidup di era millennium dan pasar globalisasi yang menuntutnya untuk harus memacu diri bekerja dengan kiat dan tekun, harus mampu keluar dari tradisi dan maju bersaing dalam perkembangan zaman ini, agar tidak menjadi penonton dan bahkan korban dari arus percepatan pembangunan modern. Pada era ini, Hukum Karma sangat relefan, yakni siapa yang kuat dialah yang menang. Persaingan hidup (lives competition) makin ketat di berbagai kalangan maupun dalam aspek kehidupan pun kian kuat terasa saat ini.
Norma dan nilai-nilai adat istiadat negeri ini makin terkikis habis oleh cepatnya pengaruh perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi, sehingga nyaris tak ada lagi Warisan leluhur negeri ini yang dapat dibanggakan. Ironinya, generasi zaman ini sudah jauh masuk dalam arus globalisasi, sehingga pola pikir (mind set), karakter dan gaya hidup (life style) telah mengalami perubahan signifikan di era digital saat ini.
Tidak dapat dipungkiri lagi, dunia saat ini adalah era kompetisi, jadi Mama-mama Asli Papua harus terus menerus memacu diri untuk bersaing, baik dalam dunia pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, hukum, social budaya, perdagangan, teknologi informasi, dan ilmu pengetahuan. Bersaing dengan kualitas tinggi adalah solusi untuk menggapai mimpi menjadi raja di negeri sendiri, tanpa jiwa ini (bersaing) harapan tersebut tak akan berpihak pada mimpi tuannya, melainkan kekuatan terbaik yang menekan.
Sebuah rencana usaha akan tetap menjadi sebuah gagasan jika tidak ada tindakan untuk mewujudkannya. Dengan demikian, maka mama-mama papua harus dan harus memulainya, mama-mama Papua bisa mendapat pengalaman dan pelajaran berharga yang bisa digunakan memperbaiki usaha secara sistematis. Jika mental mama-mama tetap siap, mulailah dari saat ini walau mungkin mama-mama masih memiliki beberapa keterbatasan dan kendala.
Hadapi dan atasilah hambatan ataupun kegagalan, tidak ada seorangpun wirausahawan sukses yang tidak mengalami hambatan atau bahkan kegagalan dalam perjalanan usaha/bisnis mereka. Sebaiknya Mama-mama Papua memiliki sikap positif, apa yang terjadi adalah yang terbaik buat Mama-mama Papua karena hambatan dan kegagalan merupakan pelajaran yang harus mama-mama ambil hikmahnya. Tanpa mama-mama sadari, hal itu akan menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan Mama-mama Papua dalam berwirausaha. Setiap usaha selalu akan mempunyai risiko dan bila itu sampai terjadi, bersiaplah, dan hadapilah dengan kepala dingin.



ORIENTASI UNTUK MELAYANI
“….Saya tak pernah bermimpi jadi pengusaha. Apalagi, membuat peta strategi untuk menjadi pebisnis. Namun, hidup mengantarkan saya pada pemikiran ilmiah untuk melakukan pembaharuan. Berdagang akhirnya menjadi pilihan. Dari bisnis, saya belajar banyak hal. Kepercayaan, ketekunan, hubungan antarmanusia dan kerakyatan”
(Joko Widodo)

Seorang pengusaha pada dasarnya ada karena percaya dan dikerjakan oleh bawahannya. Dengan kata lain, ada beban yang harus dipikul oleh seorang atasan dan harus dipertangung jawabkan bersama. Oleh karena itu, orientasi pengusaha adalah melayani ataupun menolong orang lain. Orientasi untuk melayani berhubungan dengan apa yang harus diberikan seorang pemimpin/atasan terhadap yang dipimpin dan juga tanggung jawab moral. Seorang pengusaha tidak hanya dinilai dari kemampuan intelektual saja. Namun juga kemampuan berhubungan dengan orang lain. Jadi, pengusaha yang baik harus memiliki orientasi untuk melayani bukan dilayani.
.