Gambar: Mama-mama Papua rakit Noken |
“Jangan
Pernah Mengungkapkan Seluruh Diri Anda Untuk Orang Lain; Menahan Sesuati Dalam
Cadangan Sehingga Orang Tidak Pernah Yakin Jika Mereka Benar-Benar Tahu Anda.”
(Michael
Korda)
D
|
I SAAT keadaan tegang
dan genting,
yang diperlukan bukanlah ketergesa-gesaan, tetapi suatu ketenangan. Ketenangan
diperlukan untuk menata pikiran serta mengendalikan ketegangan dan kegentingan.
Dengan ketenangan tersebut, maka pikiran akan lebih jernih. Untuk apa
perencanaan, tanpa adanya ketenangan, mustahil masalah dapat di selesaikan
dengan baik. Ketenangan dalam menghadapi masalah merupakan ciri seorang pribadi
yang berpikiran matang dan dewasa. Kita bisa melihat para tokoh-tokoh dunia,
kebanyakan dari mereka memiliki ketenangan dan tidak tergesa-gesa dalam
mengambil keputusan atau memerintahkan sesuatu untuk memulai usaha atau
berbisnis dalam skala kecil saat ini di gandrungi oleh
banyak orang. Dalam kondisi keadaan ekonomi Papua yang serba sulit, pilihan
untuk berwirausaha tampaknya lebih menjanjikan ketimbang terus menunggu
lowongan kerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Membuka
usaha sendiri, selain tak perlu tes dan persaingan ekstra ketat untuk
memperebutkan posisi, juga bisa dimulai dengan usaha kategori kecil yang
bermodal kecil. Menjadi PNS memang memberikan kepastian ekonomi karena setiap
bulannya mendapatkan gaji dan ada jaminan pensiunan usia tua. Sedangkan membuka
usaha kecil sangat tergantung dari seberapa besar usaha dan upaya yang
dilakukan untuk mengumpulkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Meskinpun demikian
potensi untuk mendapatkan keuntungan seorang usahawan bisa lebih besar
dibanding PNS.
Bandingkan
pendapatan seorang PNS yang mendapatkan gaji Rp.2.000.00 juta perbulan dengan
seseorang yang membuka lalapan ikan mujair koya yang katakanlah rata-rata mampu
mendapatkan omzet Rp.800.000 per hari. PNS tersebut memperoleh pendapatan yang
konstan dari gajinya, yakni Rp.2.000.000 juta, sedangkan bagi si pedagang lalapan
ikan mujair koya uang Rp.2.000.000 juta bisa diperoleh hanya dalam waktu tiga
hari itupun lebih. Memang pendapatan pedagang lalapan ikan mujair itu masih
kotor. Namun kalau dihitung-hitung tetap lebih besar daripada si PNS.
Masalahnya banyak orang asli papua yang enggan untuk memulai usaha skala kecil.
Apalagi jika mereka bertitel sarjana, iya tunggu formasi PNS saya test dan
lain-lain. Padahal jika dipikir, kita hidup tak makan titel. Tetap saja makan sagu,
ubi, atau nasi dari hasil keringat kita membanting tulang bekerja setiap hari.
Dari
segi Sumber Daya Manusia Papua (SDMP) banyak Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta
yang di wisuda dan sarjana baik luar Papua maupun di Papua, yang masih menunggu
formasi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Provinsi Papua, maupun Kabupaten/Kota
dengan berbagai bidang ilmu. Walaupun visi dan misi Provinsi Papua dan beberapa
Kabupaten dengan visi dan misi hampir sama yaitu “Menuju Papua Bangkit, Mandiri,
dan Sejahtera”, bangkit dengan pernyataannya sebagai
berikut: kami berdiri dalam bayangan dan sedang bermimpi terhadap Provinsi
Papua maupun Kabupaten/kota. Bagaimana supaya masyarakat Papua bisa bangkit
melepaskan diri dari kungkungan (lepas
dari belengkuan atau tertindas) kemiskinan, Kebodohan, Ketertinggalan dan keterisolasian
dari rawa-rawa pesisir, tembok-tembok gunung dan lembah-lembah raksasa, titipan
Tuhan melalui warisan nenek moyangnya sendiri dan merasakan kemajuan dan
kesejahteraan di dunia modern ini.
Dalam
kebangkitan ini, kita dituntut agar seorang pemimpin dan rakyat sekaliannya
dapat mempertaruhkan harga dan nyawa guna membangun Papua. Karena akan
menyusuri sungai, mendeteksi rawa-rawa dan daratan, menaiki tebing-bukit dan
menjelajahi keterjalan pesisir dan pegunungan guna menuju Papua bangkit untuk
membangun daerahnya sendiri. Tanpa membeda-bedakan suku bangsa, golongan,
kedudukan, daerah dan lain-lain adalah impian kami terutama. Menghilangkan
dendam dan kebencian, kecurigaan dan mata-mata, cemohan dan fitnahan dan
lain-lain. Berdasarkan pernyataan visi dan misi Menuju
Papua Bangkit, Mandiri, dan Sejahtera maka, penulis
ingin Interview kembali dan mengapa hanya yang dinikmati masyarakat adalah visi
dan misinya saja? Dimana kemangkitan masyarakat Papua? Untuk itu, artikel ini penulis ingin jadikan sebagai referensi ini juga adalah
salah satu yang dibutuhkan sebagai bahan penunjang bagi Pemerintah Provinsi Papua,
pemerintah Kabupaten/kota dan masyarakat Papua.
Kakak artikel yang membantu injin adik copy.
BalasHapusSelakan adequ
BalasHapusmohon maaf kk ade ijin copy materinya kk.
BalasHapus