Sabtu, 23 Mei 2020

MENYUSUN PERENCANAAN USAHA KECIL


Gambar: Mama-mama Papua rakit Noken

“Jangan Pernah Mengungkapkan Seluruh Diri Anda Untuk Orang Lain; Menahan Sesuati Dalam Cadangan Sehingga Orang Tidak Pernah Yakin Jika Mereka Benar-Benar Tahu Anda.”
(Michael Korda)
D

I SAAT keadaan tegang dan genting, yang diperlukan bukanlah ketergesa-gesaan, tetapi suatu ketenangan. Ketenangan diperlukan untuk menata pikiran serta mengendalikan ketegangan dan kegentingan. Dengan ketenangan tersebut, maka pikiran akan lebih jernih. Untuk apa perencanaan, tanpa adanya ketenangan, mustahil masalah dapat di selesaikan dengan baik. Ketenangan dalam menghadapi masalah merupakan ciri seorang pribadi yang berpikiran matang dan dewasa. Kita bisa melihat para tokoh-tokoh dunia, kebanyakan dari mereka memiliki ketenangan dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan atau memerintahkan sesuatu untuk memulai usaha atau berbisnis dalam skala kecil saat ini di gandrungi oleh banyak orang. Dalam kondisi keadaan ekonomi Papua yang serba sulit, pilihan untuk berwirausaha tampaknya lebih menjanjikan ketimbang terus menunggu lowongan kerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Membuka usaha sendiri, selain tak perlu tes dan persaingan ekstra ketat untuk memperebutkan posisi, juga bisa dimulai dengan usaha kategori kecil yang bermodal kecil. Menjadi PNS memang memberikan kepastian ekonomi karena setiap bulannya mendapatkan gaji dan ada jaminan pensiunan usia tua. Sedangkan membuka usaha kecil sangat tergantung dari seberapa besar usaha dan upaya yang dilakukan untuk mengumpulkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Meskinpun demikian potensi untuk mendapatkan keuntungan seorang usahawan bisa lebih besar dibanding PNS.
Bandingkan pendapatan seorang PNS yang mendapatkan gaji Rp.2.000.00 juta perbulan dengan seseorang yang membuka lalapan ikan mujair koya yang katakanlah rata-rata mampu mendapatkan omzet Rp.800.000 per hari. PNS tersebut memperoleh pendapatan yang konstan dari gajinya, yakni Rp.2.000.000 juta, sedangkan bagi si pedagang lalapan ikan mujair koya uang Rp.2.000.000 juta bisa diperoleh hanya dalam waktu tiga hari itupun lebih. Memang pendapatan pedagang lalapan ikan mujair itu masih kotor. Namun kalau dihitung-hitung tetap lebih besar daripada si PNS. Masalahnya banyak orang asli papua yang enggan untuk memulai usaha skala kecil. Apalagi jika mereka bertitel sarjana, iya tunggu formasi PNS saya test dan lain-lain. Padahal jika dipikir, kita hidup tak makan titel. Tetap saja makan sagu, ubi, atau nasi dari hasil keringat kita membanting tulang bekerja setiap hari.
Dari segi Sumber Daya Manusia Papua (SDMP) banyak Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta yang di wisuda dan sarjana baik luar Papua maupun di Papua, yang masih menunggu formasi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Provinsi Papua, maupun Kabupaten/Kota dengan berbagai bidang ilmu. Walaupun visi dan misi Provinsi Papua dan beberapa Kabupaten dengan visi dan misi hampir sama yaitu “Menuju Papua Bangkit, Mandiri, dan Sejahtera”, bangkit dengan pernyataannya sebagai berikut: kami berdiri dalam bayangan dan sedang bermimpi terhadap Provinsi Papua maupun Kabupaten/kota. Bagaimana supaya masyarakat Papua bisa bangkit melepaskan diri dari kungkungan (lepas dari belengkuan atau tertindas) kemiskinan, Kebodohan, Ketertinggalan dan keterisolasian dari rawa-rawa pesisir, tembok-tembok gunung dan lembah-lembah raksasa, titipan Tuhan melalui warisan nenek moyangnya sendiri dan merasakan kemajuan dan kesejahteraan di dunia modern ini.
Dalam kebangkitan ini, kita dituntut agar seorang pemimpin dan rakyat sekaliannya dapat mempertaruhkan harga dan nyawa guna membangun Papua. Karena akan menyusuri sungai, mendeteksi rawa-rawa dan daratan, menaiki tebing-bukit dan menjelajahi keterjalan pesisir dan pegunungan guna menuju Papua bangkit untuk membangun daerahnya sendiri. Tanpa membeda-bedakan suku bangsa, golongan, kedudukan, daerah dan lain-lain adalah impian kami terutama. Menghilangkan dendam dan kebencian, kecurigaan dan mata-mata, cemohan dan fitnahan dan lain-lain. Berdasarkan pernyataan visi dan misi Menuju Papua Bangkit, Mandiri, dan Sejahtera maka, penulis ingin Interview kembali dan mengapa hanya yang dinikmati masyarakat adalah visi dan misinya saja? Dimana kemangkitan masyarakat Papua? Untuk itu, artikel ini penulis ingin jadikan sebagai referensi ini juga adalah salah satu yang dibutuhkan sebagai bahan penunjang bagi Pemerintah Provinsi Papua, pemerintah Kabupaten/kota dan masyarakat Papua.

3 komentar: